Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Minggu, 03 Agustus 2003
sebuah kesalahan yang berulang-ulang tanpa adanya kesadaran segalanya terjadi diluar pikiran aku terlalu bodoh dan bengal kepala buntu mati terinjak kaki-kaki mana mataku mana jiwaku begitu lusuh terinjak sepatu-sepatu tak ada apa-apa bahkan harga diri pembelaan yang salah pembenaran yang salah segalanya keluar pada saat yang tak pernah tepat aku terlambat dan mengapa aku berkata mengapa juga tak aku hiraukan segala yang ada lagi-lagi ketika kematian dan duri meneror begitu derasnya di sekujur hati perih itu luka itu pembenturan-pembenturan di atas aspal jalan diatas ribuan sejarah peradaban dari zaman demi zaman semua roh itu ikut kasihan tetapi kesadaran telah mati dan benar-benar mati berulangkali aku memberinya janji tetapi janji hanyalah janji teringkari aku ingkari sendiri berkali-kali tak ada suatu pembelahan pada sebuah kesalahan yang begitu besar ayo hajar aku tetapi jangan menyesal aku menunggumu disitu sampai segalanya sembuh kesadaran kepalaku ketajaman rasaku tak kan bisa ada tanpa dirimu tamparlah kepalaku tusuklah jiwaku sampai aku sembuh luka ini telah mengakar kau tak pernah salah dan tak pernah salah mengertilah bersabarlah jangan keluarkan air mata tamparlah aku setiap waktu tamparlah aku butuh itu aku butuh itu agar tak bengal otakku agar tak bengal otakku