Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Kamis, 22 Mei 2003
ia menuliskan lagi kegelisahan
di sebuah tembok :
"seumpama pohon, tubuhku adalah
pohon kering kaku dan layu
bungaku disukai oleh orang-orang luka
para waria, kaum gay dan kaum lesbian"