Kamis, 21 Desember 2000

dari mana harus dimulai, sudah berpikir semua sebaiknya mengalir, maka harus mengalir, apa yang kau pikir itu yang kau kekeluarakan. beberapa menit yang lalu, bahkan kurang dari itu, beberapa detik. ruang gelap ingin nyalakan lampu, matahari harus dinyalakan ? bagaimana seandainya jika matahari bisa diatur nyala terangnya, mati hidupnya dengan hanya memencet tombol "on/off" orang dengan senangnya menganti suasana yang mereka inginkan, jika ingn siang tinggal klik "ON" maka siang, jika ingin malam tinggal klik "OFF" maka malam, ah surabaya sungainya lebih besar, lebih dalam dan lebih banyak mengandung zat-zat kimia, jika dibanding dengan sungai-sunga kecil, curam, deras dan juga kotor disini, ooohhh...burung-burung itu berkicau lagi...dan kini hilang, hanya suara ciptaan manusia, berisik, manusia=berisik ?, musik ?, rapi dan berantakan, ini menulis tentang apa ? kacau, kotak tak berisi, kosong, bisa dibuka dan ditutup, siam, suara manusia lewat mulut, membosankan, tas buat banyak di pabrik bau bahan, dan suara di tangga, dan suara sendal jepit masih basah, terus terang aja aku rindu pada dirinya, siapa dirinya ? itu tak mungkin, mungkin semakin jelas keputusan kemarin, dimuali saja atau diakhiri saja, oooh lupa, manusia tempatnya salah dan lupa, ada yang terlewatkan, oohh apa yang mesti bibir ucapkan, tak ada sebelum tangan bergerak, kerjakan sesuatu dan selesai, tanpa berucap, dan dan dan, hanya ...fokus satu titik tujuan, apa yang kau bicarakan ? aku sama sekali tak bingung menulis ini smeua, mungkin saja yang membaca bingung, yah ini diriku, kenapa bingung dnegan diriku, ini biasa, tapi tak bagus mungkin terlalau ego ?, oh teringat lagi seoarant teman masih menanti mungkin sampai bosan, tapi tak mungkin dia amat sabar, ohh teringan lagi sebuah jalan yang berputar mengelilingi taman, dan sepeda dan jaket, dan adik kecil, ooh teringat lagi ruang taum yang berantakan, terianga apa lagi, tubuhmu sama sekali tak bergerak, bisa dibilang *terlewatkan* yah kamu lebih terbatas daripad aorang dipenjara, lebih terbats adaripada mereka kalo kita bicara tentang ruang, kamu hanya duduk di kursi, sementara mereka setiap hari berkeliling mungkin, ada yang di kerjakan, diam ...burung-burung bernyanyi lagi, dan tetepa seperti kemarin, ada suara mesin, apa yang harus di tulis ? ada yang bicara, dan lebih baik dari semua itu adalah diam, hanya diam, tanpa cari sebuah gumpalan yang mengontrol hidup itu kata guru, dia lebih dulu dari otak, yah karena kita punya, kenapa kita mencarinya, kita serakah ?, dan tanpa kesadaran semua tak terasa, intin dari semua ini adalah ada yang harus diperbaiki, yah hentikan, jangan terusakan menulis huruf-huruf dan seterusnya, kasihan, kamu bisa senyum dan tertawa seperti dia, jika ada waktu untuk itu, kenapa musti dipaksa ?