Rabu, 30 Januari 2008

Al Baqarah: 153

dari sebuah situs internet ia menemukan jawaban, sebuah gambar dan tulisan yang sederhana berformat .jpeg, kemudian ia baca "Jadikanlah Sabar dan Sholat Sebagai Penolongmu"

dari balik pintu

ia mendengar suara, seperti doa "karena yang kami inginkan hanyalah hidup yang layak, bisa memenuhi kebutuhan tanpa terus menerus berhutang, bukan memenuhi keinginan-keinginan, bukan. tetapi kebutuhan, kebutuhan hidup"

teruntuk anak dan istriku

tetapi apa yang telah aku berikan, selama ini, sampai detik ini, sampai detik ini, apa yang telah aku lalukan?

Selasa, 29 Januari 2008

perjalanan ini

itulah mereka, anak-anak dan istriku, tiap hari selalu setia menemaniku bagaimanapun keadaanku, bagaimanapun kondisiku, itulah sebentuk kasih sayang-Nya, pada diri ini, sampai detik ini, itulah, titipanNya, yang mewajibkanku untuk terus menjaga dan melindunginya, dan inilah aku dengan segala ketidaksempurnaanku, pada setiap waktu Kau saksikan kami menempuh perjalanan ini.

Senin, 28 Januari 2008

Bacalah Buku dan Sejarah

lihatlah betapa menggelikan itu media massa, dulu masih ingat aku, sewaktu mantan presiden itu jatuh, kau keluarkan kata-kata hujatan padanya lewat speakermu, kau tulis berlembar-lembar daftar kebrobrokan dalam surat kabarmu, dan kini pada hari kematiannya, kau sebut-sebut sebagai bapak yang berjasa besar, kau tayangkan perjalan hidupnya, kau tayangkan detik demi detik upacara kematiannya, padahal beberapa hari sebelumnya ketika mantan presiden itu menginap di rumah sakit, kau panggil dia hanya "Soeharto" kini kau sebut "Beliau", "Pak Harto" ... ah betapa menggelikan, kau memang bukan kitab suci yang memberi petunjuk pada kebenaran, tetapi ada sebuah kekuatan yang bisa mengendalikanmu sewaktu-waktu, kekuasaan, uang, dan entah apalagi, tak bisa aku beropini dan bersikap hanya dengan melihat, mendengar dan membacamu. karena berita-beritamu tak semuanya fakta, tetapi kamuflase dan kepalsuan. Jangan hanya dengarkan media massa, tetapi bacalah buku dan sejarah, gunakan pikiranmu dan dengarkan suara hatimu, sebelum kau keluarkan kata-kata dari mulutmu.

Sabtu, 26 Januari 2008

OSPEK

bukankah dulu kita mengayuh sepeda sebelum dan sepulang kuliah, itu juga yang aku lakukan berangkat kerja dan menuju rumah, bukankah kini hanya tinggal memutar pergelangan tangan kanan, lalu semuanya berjalan. inilah sebuah keajaiban, bukankah dulu setiap tanjakan kau harus turun dan kita berjalan bersama menuntun sepeda, kita pernah melakukannya entah berapa kilometer di sebuah malam yang gelap, sebuah pelarian dari ketidakmerdekaan, tetapi kita bangga sesampai di rumah yang berukuran tidak lebih dari 2x2 meter, disana kita bangun yang namanya keluarga, disana kita belajar bertetangga, disana kita bertemu pemilik kontarakan yang pernah gila, sementara kau mengandung anak kita, sampai usia kehamilan tua, disana telah menjadi sebuah masa orientasi kita, seperti OSPEK mahasiswa, sebuah OSPEK pernikahan kita, perjalanan kita, keluarga kita jalan kita, masa depan kita, anak-anak kita, bukankah hari ini detik ini semua telah lebih baik, bukankah dan betapa Allah menyayangi dan mencintai kita, Titik!

Jumat, 25 Januari 2008

keluarga

kekayaan kita bernama 'keluarga', karena ini milik kita bukan milik yang lain, seperti sebuah oase di tengah padang gersang, atau sebuah danau di tengah hutan liar, di luar dan disekeliling kita itulah kehidupan yang sudah menjadi hutan sekarang, yah begitu banyak hukum hutan yang berlaku kini bagi manusia, siapa yang kuat mereka yang bertahan, siapa yang lemah mereka yang tersingkirkan, saling memakan, seperti hewan, saling telanjang, melebihi hewan, yah rumah, rumah, rumah, jauh dari itu semua, adalah rumah kita, meskipun masih mengontrak, meskipun sudah milik kita, adalah hadiah terindah dari yang Maha Kuasa, karena inilah tempat kita menjadi kita yang sebenarnya, merapatkan barisan, mengumpulkan kekuatan, untuk perjalanan yang kita masih belum tahu rencanaNya, kita hanya bisa berusaha dan terus berusaha untuk yang terbaik, untuk anak cucu kita untuk masa depan kita, meski setiap detik kematian mengikuti kita semakin dekat - semakin dekat. karenanya bukan hanya kehidupan ini yang harus kita kejar tetapi kehidupan kelak yang lebih kekal, amin!

Kamis, 24 Januari 2008

Lelah

masih pantaskah mengatakan "lelah", meski semua hanyalah rutinitas belaka, dan engkau sesungguhnya hanyalah tidak berdaya melawan waktu, jangankan melawan, memegang saja tidak becus, apalagi mengatur, itu belum untuk siapa-siapa, masih untuk dirimu, belum juga kau bisa mengatur dirimu sendiri, apalagi memimpin, sudahlah, jauhkan hal-hal yang tidak pernah perlu, yang sia-sia, yang sia-sia

Rabu, 23 Januari 2008

isya

adakah senjata melawan waktu? menunda atau sengaja menunggu adalah melewatkan kesempatan beribu-ribu, betapa tidak berdayanya kita sebagai manusia karena kita tidak bisa melawan waktu, satu dari sekian kekuatan Tuhan, adakah yang mampu menghindar, adakah yang mampu berlari, adakah yang mampu mengentikan, adakah yang mampu mengembalikan, detik terus berputar, bumi, matahari, mikro dan makro, semuanya terus bergerak dan berputar, mengikuti sumber dari segala sumber pusat perputaran, sesungguhnya manusia itu begitu lemah, tetapi mengapa sering lupa dan membanggakan dirinya, padahal kita bukanlah apa-apa, hanya bagian dari sejarah yang terus-menerus digilas oleh waktu, sampai kapanpun, sampai kapanpun, seperti debu yang terus diterbangkan angin di padang gersang, karena sombong kita terus mengeksploitas alam, seolah-olah manusia memiliki kekuasaan yang begitu mutlak, merusak dan menghancurkan, tetapi giliran alam yang marah, bencana menuai dimana-mana, siapa yang mampu melawan, siapa yang mampu menghindar, belum kawan, belum, itu hanyalah kekuatan alam, belum kekuatan Tuhan. waktu waktu waktu. manusia hanya terbuai oleh keinginan dan nafsu sementara semuanya terus berjalan, waktu...

Selasa, 22 Januari 2008

Terkadang

Bahwa kadang, hal yang paling berat saat kita jalani, adalah hal yang paling indah saat kita ingat

Senin, 21 Januari 2008

catatan yang tidak pernah tersentuh

aku hanyalah kosong dan Kaulah adalah isi, sumber dari segala isi, pada setiap tanda yang Kau beri tidak semua dapat kami tangkap, ataukah Kau selalu memberi pada saat yang tepat, entah sementara anak muda semakin banyak terbuai dalam khayalan kenikmatan sesaat, kenikmatan menyesat, kesejatian demi kesejatian tersingkirkan di pinggir jalan bahkan di selokan, tak ada yang menderngar apalagi melihat, mereka yang tersingkirkan yang selalu hatinya didengar oleh Tuhan begitu juga dnegan doa-doanya cepat dikabulkan, mereka memang diduania dikondisikan untuk kekurangan tetapi tidak semua bisa melihatnya, kata-kata menguap disekeliling mereka, tak ada tindakan tak ada sentuhan, hanya basa-basi penuh kepalsuan, sudahi ini, kami tidak bisa berbuat apa-apa, belum ya Allah, ijinkan hamba, istri hamba dan anak-anak hamba bisa menjadi kekasihmu, yang selalu bisa mendengar dan memberi, memberi dan memberi terus memberi dan memberi, menerbakan kasih menerbarkan senyum menebarkan tetes demi tetes, seperti kami yangselalu haus akan kaih sayangmu, setetes saja, setetes yang indahnya mengalahkan dunia dan seisinya jika kita ikhlas dan bersabar dan bersyukur, ada catatan demi catatan yang tidak pernah tersentuh oleh tangan-tangan yang dekat tetapi terus menjauh, keluargaku, keluarga ayahku, tinggallah dalam ketenangan, melangkahlah dengan ketenangan, kami masih bisa mendengar, hanya menunggu waktu, ya Allah sekali lagi ijinkan doa-doa anakku dan istriku, terimakasih, sampai jumpa

Sabtu, 19 Januari 2008

Hanyalah Ini

dalam suatu pagi ketika menghadap pada wajahNya, ia membayangkan betapa indah hidup dalam naunganNya, terlintas dalam bayangan ia bersama anak dan istrinya duduk dalam satu motor melaju diantara padang rumput segar, tersenyum puas pada segala karunia yang telah Ia berikan sampai hari ini sampai detik ini, melintasi padang demi padang, rerumputan, hutan, gunung, lautan, sampai seluruh dunia yang mampu mereka capai, segala cita-cita, dalam hembusan angin, dalam keheningan demi keheningan, mereka telah memahat waktu dalam tubuh sehingga detik yang bergerak menyatu dengan jantung yang berdetak, tak berhenti sampai kematian tiba, segala perubahan, segala perpindahan yang harus dilalukan harus dilewati dan dijalani, karena ini semuanya telah tertulis dalam kitabNya mereka hanya sekedar menjalani, menapaki tiap jejak-jejak yang telah diwariskan, menelusirinya kembali, sampai nanti sampai suatu saat nanti, ya Allah ijinkan kami bahagia, Amin!

Rabu, 16 Januari 2008

gerak

karena semua akan terus bergerak, aku harus segera beranjak

Senin, 14 Januari 2008

Dyah Eka Larasati

Betapa kurang ajarnya diri ini, karena dalam perjalanan lebih dari 7 tahun nama istrku tak pernah tertulis disini

Sabtu, 12 Januari 2008

astagfirullah....

akulah orang yang telah mendzholimi anak dan istri, setiap hari, pada setiap diri, kubuat airmata, kubuat keresahan jiwa, hari-hari tak bermakna, hari-hari penuh langkah, menaiki gelombang demi gelombang kehidupan, pahatan-pahatan dalam langkah yang kian rentah, tetapi buat apa mengatakan "entah", sebab tiap hari kucoba membuat harapan, bukan kepalsuan, mencari jalan yang telah KAU tandai, setiap hari, setiap diri, setiap mimpi, inilah aku, Tiada Tuhan melainkan Engkau, sesungguhnya Hamba ini hanyalah seorang pendzholim

Jumat, 04 Januari 2008

Lakukan!

Ya Allah apa yang harus aku lakukan?

Kamis, 03 Januari 2008

Alhamdulillah

Apa yang tidak kau dapatkan?, segala yang kau lihat dan kau lewati kau sudah bisa membayangkan dan merasakan dan kau kini sudah banyak diberi kenikmatan yang mereka belum dapatkan, ucapkan syukur alhamdulillah dan berhentilah mengeluh!

lawan arus utama!

Ada yang membuat negeri ini terus-menerus memiliki budaya membeli, membeli, dan membeli, konsumsi, konsumsi dan konsumsi, dibuai oleh glamournya gaya hidup, gemerlapnya hiasan dunia, tetapi kita tidak diajarkan untuk memproduksi, karena itu lawan arus utama!

ngomong tak semudah melaksanakan

jika kau pikir ternyata semua masalah yang membuat gelisah itu tergantung dengan bagaimana hati kita menyikapi, misalnya jika uang kita hilang karena di ambil orang, anggap saja yang mengambil itu orang yang sangat membutuhkan, sangat-sangat, dan meminta kepada kamu, kemudian kamu memberikan, sudah selesai masalah.... tenang sudah, tetapi stop tunggu dulu!. ternayata hari itu uangmu habis, kamu benar-benar tidak punya uang, bahkan untuk makan saja mungkin kamu terpaksa hutang, nah justru disaat seperti inilah Tuhan memberikan cobaan untuk kita, apakah kita bisa sabar apakah kita bisa ikhlas, bisa dinilai saat seperti ini, bukan ketika uang kita berlimpah-limpah! karena semua itu cuman titipan!