Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Selasa, 30 April 2002
Senin, 29 April 2002
Jumat, 26 April 2002
Kamis, 25 April 2002
kesepian mengetuk-ketuk pintu hati semula pelan namun tak ada jawaban dan diketuknya lagi tak juga ada jawaban di ketuk lagi tetap tak ada jawaban lalu diketuk dan diketuk lagi berulang-kali tak berhenti ketukan itu makin lama makin keras makin keras makin keras ketukan menjadi gedoran dan pintung bedentang menjadi tendangan tendang dan tendang seluruh dinding bergoyang ...dan tembuslah sudah pintu itu tak kuat lagi menahan dinding itu tak kuat lagi memagar runtuhlah semua kesepian menggila-gila masuk celah-celah mengerubungi seluruh isi jiwa terkurung hatinya dalam kesepian yang menggila seperti badai yang bergemuruh ...sunyi
Rabu, 24 April 2002
Selasa, 23 April 2002
Senin, 22 April 2002
Sabtu, 20 April 2002
Kamis, 18 April 2002
sebelum kita pulang ada warna gelap dan cahaya yang bergerak diatas kepala kita dimana setiap kali kita menggantung mimpi-mimpi kita bukan sebuah kebahagian, karena kebahagian ada disamping kita, dan ketenangan yang menyelesaikan semuanya, bukan berarti tak bergerak, bukan berarti bergerak lambat, dan pengulangan-pengulangan itu tetap saja terjadi, seandainya saja semua nya pun ingin merubah jika mengerti kegelapan pada depan jalan, kita tak tau kapan akan berhenti ...biarkan arus itu semakin deras, menari saja ikuti suara hati
aku berada dalam ketidakstabilan dalam ketidakseimbangan antara segala apa yang menjadi impian dan segala yang menjadi ketidakinginan antara yang sudah dan yang belum antara yang lebih dan yang kurang semua begitu tak beraturnya ingin saja semua kubentur-bentur biar hancur agar diri ini tak kehilangan bentuk lagi ahhhhh ...diam saja tenang lantas apa bedanya meskipun aku teriak tak ada satupun yang mendengarnnya
Rabu, 17 April 2002
Selasa, 16 April 2002
Sabtu, 13 April 2002
Jumat, 12 April 2002
Rabu, 10 April 2002
mati saja enyah siapa mulai lagi aku berisi tak terisi bergerak tapi berhenti kaki-kaki telah mulai lagi melakukan gerakan dan aku dengar kentut dari dalam perutnya anakku cucuku masa laluku masa khayalku kekasihku setan-setan yang selalu setia menyeret dalam api-api dari segala api enyah saja mari melakukan pesta yang penuh dengan luka bukan tertawa bukan kesenangan tapi makian oh ada kekuatan yang menghentikan sejak kapan sejak kapan ? sejak masa depan itu dibuka selebar-lebarnya ? sejak cinta itu telah didapatkan ? sejak hal-hal ghaib tersenyum dan membuntuti pada bagian belakang ? saat kebencian mulai diterbitkan ? saat jarak yang terbentang baru saja terbentang ? saat kesunyian berlari-lari menghampiri mengerubungi lalu membius tubuh dalah ketidak utuhan dalam ketidak tahuan ? saat kaki beranjak lagi untuk beranjak ? saat membuat perbedaan dari tempat semua yang dilahirkan ? saat ada sebuah masalah besar dan menyebabkan hal besar ? saat semua tersadarkan dan tak bisa lalukan perubahan ? saat pertanyaan dan pertanyaan diulang-ulang ? saat kebosanan tak menjadi kebosanan ? saat jengah saat lelah ? saat klimaks ? saat keindahan ? saat kedinginan ? api neraka telah menunggu kita ? dan tuhan maha penyayang semua makhluknya ? jangan menuduh kalau sebenarnya semua juga punya kedekatan dengan api neraka ? harapan-harapan bergerak ke depan lalu ke belakang ? kemungkinan terburuk ? memilih jalan yang lain , merindukan setiap hari satu yang dirindukan ... sebuah pelukan kehangatan sepanjang malam ....lagu-lagu telah hilang, nada-nada telah usang, jiwa kembali lagi pada hal yang paling rendah diantara yang rendah, wajah-wajah lebih baik menunduk saja , lebih baik daripada seperti apa yang tak kau suka, karena kata aku selalu menyertai dalam setiap sampah ....titik-titik yang menyambung menghubung ...temanku yang selalu diinjak dan ditertawai seluruh isi ruang tak ada yang merasakan .. dia kehilangan .. ah kenapa masih saja ada ... kesombongan berderet berbaris ... bata- batas ... keheningan semakin rancu ...celah kita butuh celah .. sampai mana akan dihentikan tuliskan saja abjad mana yang kau suka jangan menunggu dan ada kata dungu ...ini semuanya tak pernah ada
aku orang timur hidup dalam peradaban timur
setiap hari sedari subuh sampai tengah malam
orang-orang negeriku terus memandang ke arah barat
karena barat sudah menjadi tempat apa saja berkiblat
teori-teori dari berbagai ilmu pengetahuan, filsafat
politik, ekonomi, budaya, semua diukur ke barat
bahkan sampai merk pakaian, dan produk-produk
makanan dan minuman semua yang menjadi kebutuhan
ah sampai lupa, termasuk juga sepak bola
nilai mata uang negeri inipun tergantung pada barat
segalanya barat dan barat adalah segalanya
begitu yang nyata mungkin tak terasa
semua bergerak dari barat ....
matahari sudah terbit dari barat !
( dari seorang teman, coba mencari jawaban qur'an,
disebutkan salah satu tanda akan kiamat adalah
terbitnya matahari dari arah barat )
Selasa, 09 April 2002
Senin, 08 April 2002
fan, sabtu aku nggak masuk kerja, minggu libur, dan hari ini aku nyoba nulis tapi belum bisa, minggu-minggu belakangan ini aku memang sedang susah-susahnya nulis, dan semua yang tertulis di 'goresan harian' lebih karena 'maksa' itu saja sudah susah ...dan memang jangan anggap kalau aku bisa nulis disini berarti pada hari yang sama aku bisa menulis puisi, karena semua yang tertulis disini tidak lebih dari sampah ... sorry, besok aku coba lagi ...
Jumat, 05 April 2002
Kamis, 04 April 2002
kenapa melacur ? karena tidak punya uang, mengapa tidak punya uang ? karena tidak dapat kerja, kenapa tidak dapat kerja ? karena perusahaan menolaknya, apakah berarti pelacur masih bermoral ? apakah semua pelacur berarti tidak bermoral ? bagaimana dengan tante girang ? sudah kaya dan masih melacur ? apakah Tuhan menghukum semua pelacur ? bagaimana ketika manusia menghadapi keadaan diluar dari kekuasaanya ?
Rabu, 03 April 2002
kembalilah pada segela yang seharusnya kembali berjalanlah lagi melangkahlah lagi melangkahlah lagi berjalanlah terus terus satu langkah yah teruskan saja dua langkah tiga langkah jangan pandang lagi ke arahku hanya dengar saja suaraku terus sebab matamu harus awas terhadap apa saja yang ada pada perjalanan ini pada segala yang menghalang terhadap segala yang menghambat sebab dari sana kau akan belajar berjalanlah ....
Selasa, 02 April 2002
kemudian segala kerisauan menari-nari menjelajah hati mencoba lepas dari badan tapi dinding-dinding yang tak terlihat menghalang dan kemudian mereka mengajak untuk tenggelam saja dalam-dalam tak usah melepas jiwa dari raga karena dari jiwa dan raga ada sebuah kesunyian yang sudah jarang ia dapatkan dan menyelamlah ia dalam ruang-ruang penuh warna kadang hampa semakin tenggelam dan semakin tenggelam ...
Senin, 01 April 2002
Langganan:
Postingan (Atom)