Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Kamis, 28 Februari 2002
Sabtu, 23 Februari 2002
Jumat, 22 Februari 2002
Kamis, 21 Februari 2002
Rabu, 20 Februari 2002
Selasa, 19 Februari 2002
Sabtu, 16 Februari 2002
"maka belajarlah dari seorang pelacur !"
pesan ayah kepada anak perempuannya
"kenapa kepada seorang pelacur ayah ?"
anak perempuan kemudian bertanya
"karena seorang pelacur akan menjaga
agar anaknya tidak menjadi sepertinya
dia selalu menutup bagian gelap
dari dunia dan kehidupannya
itu suatu hal yang berat anakku
sesungguhnya itu suatu perjuangan"
begitu ayah menjawabnya
Jumat, 15 Februari 2002
ah kenapa ?
sementara kita
sepi pada mereka
hanya kata
bermain ? entah
hari ini
detik ini
ada manusia meningal dunia
ada manusia lahir ke dunia
berapa banyak jiwa terluka
berapa banyak jiwa terinjak
berapa banyak pertanyaan
Kepada Tuhan tentang keadilan
berapa banyak keputusasaan
berapa banyak air mata
berapa banyak yang tak tersentuh
bukan tubuh-tubuh
hanya bisa dirasa
bukan kata
Kamis, 14 Februari 2002
membutuhkan sesuatu dari luar
agar tak terungkap hanya sebatas hidung
dan meremukkan sikap-sikap sombong
mengambil saja dari yang kau tau
lalu mengurai-ngurainya sampai dalam
sampai kau diam pada dasar dari dasar
perlahan saja tak perlu tergesa
sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat sesuatu yang besar
bahkan tidak hanya besar
namun menenangkan sukma dan ragamu
lantas cakrawala yang kau lihat
jadi semakin jauh meski kau tak menjauh
sederhana sekali bukan
atau kau sudah berkali-kali menginginkan
sedang ada sesuatu yang berat mengganjal
dan kau membeiarkan itu lalu tiduran
lalu ketika terbangun kau menyesal
lantas kau mengulanginya lagi hari depan
bukankah kau selalu memiliki kesadaran
dan pernah kau tersenyum
pada seorang gadis yang baru kau kenal
waktu itu ia memujimu
karena kesadaranmu kesadarmu itu
yang setiap kali bersinar
namun langkahmu selalu mati
dan gadis itu kelak menjadi penjaga hidupmu
kau ditelanjanginya sampai dalam
dan kau terkesan lantas berdoa pada Tuhan
semoga kau bisa menemukan
gadis itu lagi di lain hari
waktu itu kau berbaring diatas kasur
petang sendirian sehabis pertemuan itu
kemudian beberapa hari
kau tak mendapatkannya
dan kau kebingungan
mondar-mandir tak karuan
dari teman-temannya kau dengar dia terbaring
dan kau resah gelisah
sekaligus rindu yang membara
1 minggu 1/2 kemudian dia pulang
menemui suaramu dengan ketukan lepas
seperti beberapa tahun lalu
yang membuatmu terkesan
ketika malam itu kalian melihat latihan drama
dia memainkan gending dengan nggak karuan
tapi kau suka amat suka dan tekesan
itu saja yang kau ingat darinya
seperti waktu menelponmu ....
kau tersenyum lebar
dadamu menari kegirangan
dan kemudian ada suara
"sudahkah kamu sholatn ?"
Selasa, 12 Februari 2002
"marilah kita pergi !" katamu
kau tak sabar meneruskan perjalanan lagi
dan mengajakku segera beranjak dari istirahat
"mari kita bergerak !" kau berkata lagi
aku tau kau selalu menyadari bahwa
kita tertakdir lahir dalam sebuah perjalanan
dan apapun yang terjadi harus dijalani
karena kita selalu hadir dalam perjalanan
"ayo tunggu apa lagi !" kau semakin tak sabar
memang aku harus segera beranjak
dan tak ada waktu lagi untuk menunda
barang satu langkah saja ....
karena masa depan kita sudah terbuka
dan memanggil-manggil kita
untuk terus mengejarnya ...
agar kita suatu ketika bisa meraih
impian-impian itu ...
meski entah dimulai darimana
dan aku harus segera beranjak
meninggalkan apa yang ada
tetapi sesungguhnya meniadakan
sebuah hal rapuh pada sempurna
dan "kau harus berubah !" terusmu
yah aku tau ...bagaimana
merubah segala yang ada
menjadi sesuatu yang akan ada
menghilangkan yang ada
atau mengawetkannya menjadi
batu atau patung-patung kayu
biar mereka semua menjadi sejarah
dan catatan yang sewaktu-waktu
bisa kita baca .. kita bergerak
kita berjalan dan berjalan
dan datanglah pasukan itu
memberi tugas-tugas pada kepala
telinga mendengar semuanya
dengan dada yang terlalu kaku
seperti paku dan bergetar
kenapa masih saja tertekan
ini hanya menjadi kesakitan
maka tenanglah maka tenanglah
seperti dulu kau hirup udara
lawan kepanikan dengan
hembusan pada nafas ...
Senin, 11 Februari 2002
maka Tuhan memberikan anugerah sebuah rasa "kurang" / pada setiap manusia. ada yang sudah begitu berkecukupan / namun setiap saat ia menengok ke / jendela ...mengharap / seseorang datang dan menjadi pendampingnya, ternyata / ia belum pernah punya seorang kekasih, mengharap saja. / ada yang berpenampilan menarik dan amat menarik / setiap mata meliriknya jika ia berjalan ...mungkin / karena penampilannya trendy dan menyolok, barang yang dipakai / semua bermerk yang lagi trend, mungkin juga karena body / yang dia punya begitu terpelihara dengan baik ... / namun ia selalu merasa kurang akan perhatian ...
Sabtu, 09 Februari 2002
dan diri berjalan berputar-putar
menunggu sebuah kepastian
yang sedang ditunggu keserakahan
diri menjadi korban
menjadi sebuah objek
berjalan pada sebuah bola
yang besar dan hampa
hanya ada batu-batu
yang melayang di udara
dengan tenang dan selalu
bebisik-bisik dengan asap
gelap sungguh gelap
"Tuan, segeralah tuan datang !"
kami hanya menunggu
tak tenang ... bimbang
Jumat, 08 Februari 2002
Kamis, 07 Februari 2002
rambut yang masih basah buku tergolek di bawah meja air masih menetes di dapur jatuh mengetuk piring dan rimbunan busa sabun ada yang bergerak pemakai baju tersetrika lengan dilipat rambut yang masih basah mulu mengapit rokok belum tersulut tangan membenahi asbak lalu menari diatas keyboard hai lelaki muda apa yang telah kau temukan sampai hari ini pernahkah kau temui bangkai tikus yang tergeletak di jalan raya atau kau pernah menginjakknya barangkali dan pernahkau ketakutan akan kedatangan seseorang dan kau diam mendengarkan irama tenang dengan telapak berdendang oh tiba-tiba beton besi itu runtuh menjatuhi meja dan seluruh enda didekatnya lantas rusak seketika dan manusia super terbang dalam langit biru muda setelah hujan ia mengenakan baju dengan sayap dipunggungnya anak-anak semuanya tertawa tak terkecuali sambil memegang botol minuman dan sedotan tanah juga masih basah para seranggga lantas berjalan-jalan perlahan hijau daun yang segar sepatu-sepatu dengan noda karena becek di suatu jalan yang lain sangat berantakan banjir dalam tanda tanya banjir membelah belah banjir tumpah banjir muntah jakarta menikmatinya mata melihatnya biasa aha biasa tidak ada hal yang luar biasa ketika terjadi di jakarta apa saja air mata air darah ludah semua telah menjadi hal yang biasa dan gedung-gedung sejarah merekamnya orang-orang berlari orang-orang menjadi korban orang-orang mencari pekerjaan orang-orang mengejar gaji orang-orang berdasi orang-orang berkeringat dengan kaos bolong-bolng tak pernah ganti orang-orang dilupakan terinjak-injak selalu berdoa dan suara mereka didengar oleh air dan air lantas marah muak lantas muntah-muntah ditengah kota jakarta dan air juga punya jiwa barangkali ia salah memeilih tapi siapakah yang mengerti pasti ada pasti ada yang bergerak-gerak otakknya terimakasih jangan diteruskan *senyum
pada akhirnya
kebingungan
mengelilingi kepala
dengan tenangnya
hingga lupa
bahwa sebenarnya
kepala sedari tadi
ingin mendorong
punggung kebelakang
tapi sudah berat sebelah
apa yang kau maksud
dengan cinta ?
ha ha ha mari
kita tertawa
atau mengumpat
setelah minum obat
mabuk BODOH !
hoeee hentikan
lelucon memuakkan
pada akhirnya
kebingungan
duduk diatas meja
kakinya diatas kepala
dan seterusnya
jangan kau jilat ludah
yang telah jatuh
dari lidah
Rabu, 06 Februari 2002
irama yang menghentak-hentak tercipta dari jiwa yang ingin memberontak sebuah usaha mencoba melepaskan mungkin sebuah rasa gelisah atau kepenatan-kepeanatan yang telah menumpuk-numpuk sekian lamanya dalam dada hingga sesak lalu jiwa berteriak dengan irama yang menghentak-hentak terus berteriak menciptakan suara yang menghentakkan dada siapa saja yang mendengarnya
Selasa, 05 Februari 2002
dan laparlah yang memanggil manggil bukan menggigil juga bukan mendesah bukan kemuakan juga bukan makian tetapi apakah yang harus ia kerjakan ? dan seperi yang lalu dan yang lalu tak ada jawaban yang terdengar sementara makian dan pertanyaan terus menari-nari memuakkan hanya mata yang melihatnya sebelah tak ada yang menyapa lalu mulut ingin meludah tapi kepala melarangnya
suara suara gila berteriak riak menyanyikan sebuah simbol yang berasal dari suara suara dan kembali menjadi suara suara dan suara lain menyanyikan suara dalam waktu yang sama dan suara suara saling berbenturan maka menimbulkan suara dari jiwa jiwa yang hanya merasakan lain pada suara lagi lagi hanyalah sebuah lelah
Langganan:
Postingan (Atom)