Kamis, 28 Februari 2002

keinginan-keinginannya dibunuhnya sendiri oleh kesombongannya dan kerakusannya ...
diam

Selasa, 26 Februari 2002

karena yang ada dalam kepala saya hanya beras gula dan mintak tanah

Sabtu, 23 Februari 2002

lalu hujan lalu kematian tenang
penantian sebuah ujian

Jumat, 22 Februari 2002

pengemis lusuh duduk dan menunggu mengisi pagi dengan canda
aku terbenam pada kepunyaanmu aku menghilang pada ruangmu aku tenggelam
angin bergerak ke utara sedang serangga punah menempel pada batu-batu tua
langkah-langkah yang sungguh lelah

Kamis, 21 Februari 2002

manusia dan yang ada dalam dada campur aduk menjadi keresahan antara keinginan dan kesadaran antara dosa dosa dan cahaya kenapa Tuhan menciptakan semuanya?
berhenti kaki-kaki kereta mati

Rabu, 20 Februari 2002

dan kedamaian masuk pada tiap alas tidur para pengemis bersama debu dan jejak sepatu

Selasa, 19 Februari 2002

setelah itu Tuhan menutupnya dengan rahmat setelah itu manusia menutupnya dengan sampah

Sabtu, 16 Februari 2002

"maka belajarlah dari seorang pelacur !" pesan ayah kepada anak perempuannya "kenapa kepada seorang pelacur ayah ?" anak perempuan kemudian bertanya "karena seorang pelacur akan menjaga agar anaknya tidak menjadi sepertinya dia selalu menutup bagian gelap dari dunia dan kehidupannya itu suatu hal yang berat anakku sesungguhnya itu suatu perjuangan" begitu ayah menjawabnya
jenazahnya dikuburkan pagi ini setelah semuanya diam burung dan pepohonan angin dan debu dan batu hanya mentari yang berkata lewat sinarnya lewat kehangatannya kemudian hening dan tenang

Jumat, 15 Februari 2002

ah kenapa ? sementara kita sepi pada mereka hanya kata bermain ? entah hari ini detik ini ada manusia meningal dunia ada manusia lahir ke dunia berapa banyak jiwa terluka berapa banyak jiwa terinjak berapa banyak pertanyaan Kepada Tuhan tentang keadilan berapa banyak keputusasaan berapa banyak air mata berapa banyak yang tak tersentuh bukan tubuh-tubuh hanya bisa dirasa bukan kata
nenek gelandangan berjalan di trotoar sendirian bercanda bersama mentari menikmati sisa-sisa sendiri

Kamis, 14 Februari 2002

membutuhkan sesuatu dari luar agar tak terungkap hanya sebatas hidung dan meremukkan sikap-sikap sombong mengambil saja dari yang kau tau lalu mengurai-ngurainya sampai dalam sampai kau diam pada dasar dari dasar perlahan saja tak perlu tergesa sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat sesuatu yang besar bahkan tidak hanya besar namun menenangkan sukma dan ragamu lantas cakrawala yang kau lihat jadi semakin jauh meski kau tak menjauh sederhana sekali bukan atau kau sudah berkali-kali menginginkan sedang ada sesuatu yang berat mengganjal dan kau membeiarkan itu lalu tiduran lalu ketika terbangun kau menyesal lantas kau mengulanginya lagi hari depan bukankah kau selalu memiliki kesadaran dan pernah kau tersenyum pada seorang gadis yang baru kau kenal waktu itu ia memujimu karena kesadaranmu kesadarmu itu yang setiap kali bersinar namun langkahmu selalu mati dan gadis itu kelak menjadi penjaga hidupmu kau ditelanjanginya sampai dalam dan kau terkesan lantas berdoa pada Tuhan semoga kau bisa menemukan gadis itu lagi di lain hari waktu itu kau berbaring diatas kasur petang sendirian sehabis pertemuan itu kemudian beberapa hari kau tak mendapatkannya dan kau kebingungan mondar-mandir tak karuan dari teman-temannya kau dengar dia terbaring dan kau resah gelisah sekaligus rindu yang membara 1 minggu 1/2 kemudian dia pulang menemui suaramu dengan ketukan lepas seperti beberapa tahun lalu yang membuatmu terkesan ketika malam itu kalian melihat latihan drama dia memainkan gending dengan nggak karuan tapi kau suka amat suka dan tekesan itu saja yang kau ingat darinya seperti waktu menelponmu .... kau tersenyum lebar dadamu menari kegirangan dan kemudian ada suara "sudahkah kamu sholatn ?"
kemudian aku merindukannya kemudian dia merindukanku kemudian rindu menyatukan kami
kemudian angin kembali berbisik melalui dedaunan pada pohon tua dan dedaunan kering pada tanah semuanya dengan gerakan bukan diam juga bukan tarian hanya gerakan

Rabu, 13 Februari 2002

suatu ketika kita kan pergi ke kota-kota
maut berdatangan kemudian
meski Adam diterima taubatnya Adam tetap dikeluarkan dari surga

Selasa, 12 Februari 2002

kehidupan dan segala kejadian adalah anugerah
"marilah kita pergi !" katamu kau tak sabar meneruskan perjalanan lagi dan mengajakku segera beranjak dari istirahat "mari kita bergerak !" kau berkata lagi aku tau kau selalu menyadari bahwa kita tertakdir lahir dalam sebuah perjalanan dan apapun yang terjadi harus dijalani karena kita selalu hadir dalam perjalanan "ayo tunggu apa lagi !" kau semakin tak sabar memang aku harus segera beranjak dan tak ada waktu lagi untuk menunda barang satu langkah saja .... karena masa depan kita sudah terbuka dan memanggil-manggil kita untuk terus mengejarnya ... agar kita suatu ketika bisa meraih impian-impian itu ... meski entah dimulai darimana dan aku harus segera beranjak meninggalkan apa yang ada tetapi sesungguhnya meniadakan sebuah hal rapuh pada sempurna dan "kau harus berubah !" terusmu yah aku tau ...bagaimana merubah segala yang ada menjadi sesuatu yang akan ada menghilangkan yang ada atau mengawetkannya menjadi batu atau patung-patung kayu biar mereka semua menjadi sejarah dan catatan yang sewaktu-waktu bisa kita baca .. kita bergerak kita berjalan dan berjalan
dan datanglah pasukan itu memberi tugas-tugas pada kepala telinga mendengar semuanya dengan dada yang terlalu kaku seperti paku dan bergetar kenapa masih saja tertekan ini hanya menjadi kesakitan maka tenanglah maka tenanglah seperti dulu kau hirup udara lawan kepanikan dengan hembusan pada nafas ...

Senin, 11 Februari 2002

apakah memang semua berlari untuk menang dengan menjegal dan menendang lain kawan mana kawan mana lawan semua terlihat kawan sedang lawan dalam kawan tak pernah tertawan taukah aku bagaimana cara untuk melawan kesungguhan dalam pekerjaan adalah perlawanan
seandainya jika rasa itu ada setelah penantian yang begitu lama dan kerinduan tak lagi terbendung tumpah ke segala rasa.... tumpah pada segala suasana senyuman kemudian merekah dan matanya begitu menyala karena aku memberitahukan kekasihnya baru saja tiba dan sedang menunggu dimuka
maka Tuhan memberikan anugerah sebuah rasa "kurang" / pada setiap manusia. ada yang sudah begitu berkecukupan / namun setiap saat ia menengok ke / jendela ...mengharap / seseorang datang dan menjadi pendampingnya, ternyata / ia belum pernah punya seorang kekasih, mengharap saja. / ada yang berpenampilan menarik dan amat menarik / setiap mata meliriknya jika ia berjalan ...mungkin / karena penampilannya trendy dan menyolok, barang yang dipakai / semua bermerk yang lagi trend, mungkin juga karena body / yang dia punya begitu terpelihara dengan baik ... / namun ia selalu merasa kurang akan perhatian ...

Sabtu, 09 Februari 2002

tidakkah kita pernah terbang bersama melayang di udara bergenggaman tangan sambil memejamkan mata dan kita berbicara lewat rasa tidakkah kau masih ingat akan getaran itu masih ingatkah kau akan kehangatan itu
dan diri berjalan berputar-putar menunggu sebuah kepastian yang sedang ditunggu keserakahan diri menjadi korban menjadi sebuah objek berjalan pada sebuah bola yang besar dan hampa hanya ada batu-batu yang melayang di udara dengan tenang dan selalu bebisik-bisik dengan asap gelap sungguh gelap "Tuan, segeralah tuan datang !" kami hanya menunggu tak tenang ... bimbang
akhirnya perut menunggu dia sama sekali tidak dungu namun dia tau apa yang ia mau ia hanya minta diisi ketika habis sesuatu yang itu

Jumat, 08 Februari 2002

namun Tuhan juga akan malu jika memberikan hukuman pada orang yang punya kesabaran tapi apakah benar Tuhan pernah menghukum umatnya ? Tuhan tak pernah menghukum semuanya hanya hukum alam
dan kita selalu mendengar jerit mereka tapi kenapa semua diam saja ... seperti tidak terjadi apa-apa ..... kita hanya tenggelam dalam kesibukan
setiap kali kaki berada disini bibir hanya bisa bisa tersenyum terpaksa sedang kepala pening entah kenapa isi dalam dada bergetaran ... apakah ini menakutkan ? kenapa aku takut pada kata-kata hanya pada kata-kata ?

Kamis, 07 Februari 2002

rambut yang masih basah buku tergolek di bawah meja air masih menetes di dapur jatuh mengetuk piring dan rimbunan busa sabun ada yang bergerak pemakai baju tersetrika lengan dilipat rambut yang masih basah mulu mengapit rokok belum tersulut tangan membenahi asbak lalu menari diatas keyboard hai lelaki muda apa yang telah kau temukan sampai hari ini pernahkah kau temui bangkai tikus yang tergeletak di jalan raya atau kau pernah menginjakknya barangkali dan pernahkau ketakutan akan kedatangan seseorang dan kau diam mendengarkan irama tenang dengan telapak berdendang oh tiba-tiba beton besi itu runtuh menjatuhi meja dan seluruh enda didekatnya lantas rusak seketika dan manusia super terbang dalam langit biru muda setelah hujan ia mengenakan baju dengan sayap dipunggungnya anak-anak semuanya tertawa tak terkecuali sambil memegang botol minuman dan sedotan tanah juga masih basah para seranggga lantas berjalan-jalan perlahan hijau daun yang segar sepatu-sepatu dengan noda karena becek di suatu jalan yang lain sangat berantakan banjir dalam tanda tanya banjir membelah belah banjir tumpah banjir muntah jakarta menikmatinya mata melihatnya biasa aha biasa tidak ada hal yang luar biasa ketika terjadi di jakarta apa saja air mata air darah ludah semua telah menjadi hal yang biasa dan gedung-gedung sejarah merekamnya orang-orang berlari orang-orang menjadi korban orang-orang mencari pekerjaan orang-orang mengejar gaji orang-orang berdasi orang-orang berkeringat dengan kaos bolong-bolng tak pernah ganti orang-orang dilupakan terinjak-injak selalu berdoa dan suara mereka didengar oleh air dan air lantas marah muak lantas muntah-muntah ditengah kota jakarta dan air juga punya jiwa barangkali ia salah memeilih tapi siapakah yang mengerti pasti ada pasti ada yang bergerak-gerak otakknya terimakasih jangan diteruskan *senyum
pada akhirnya kebingungan mengelilingi kepala dengan tenangnya hingga lupa bahwa sebenarnya kepala sedari tadi ingin mendorong punggung kebelakang tapi sudah berat sebelah apa yang kau maksud dengan cinta ? ha ha ha mari kita tertawa atau mengumpat setelah minum obat mabuk BODOH ! hoeee hentikan lelucon memuakkan pada akhirnya kebingungan duduk diatas meja kakinya diatas kepala dan seterusnya jangan kau jilat ludah yang telah jatuh dari lidah
tetapi ia hampir tak pernah mulai setiap kali melangkah ia terlewati ia hanya baru saja mulai dan kembali lagi berhenti dan apalah arti kesombongan ketika ia merasa benar-benar kecil dan terabaikan

Rabu, 06 Februari 2002

terburu-buru panik tergesa-gesa terengah-engah dimana nafas bergerak kebingungan lalu mengajak jantung juga untuk berdetak tak karuan
irama yang menghentak-hentak tercipta dari jiwa yang ingin memberontak sebuah usaha mencoba melepaskan mungkin sebuah rasa gelisah atau kepenatan-kepeanatan yang telah menumpuk-numpuk sekian lamanya dalam dada hingga sesak lalu jiwa berteriak dengan irama yang menghentak-hentak terus berteriak menciptakan suara yang menghentakkan dada siapa saja yang mendengarnya

Selasa, 05 Februari 2002

ouh hanya ada teriakan-teriakan siapa tersentak siapa hentikanlah kawan hentikanlah kawan jiwa ingin berhenti maka aku yang ingin berhenti juga kamu juga semua tapi tidak bagi mereka karena aku ada yang menunggu tidakkah itu kamu ? hahaha sampai kapankah kita mengilang dari sebuah kebingungan
ia hanya terasa ketika kita berhenti tapi tak akan terasa ketika kita kembali bergerak
dan laparlah yang memanggil manggil bukan menggigil juga bukan mendesah bukan kemuakan juga bukan makian tetapi apakah yang harus ia kerjakan ? dan seperi yang lalu dan yang lalu tak ada jawaban yang terdengar sementara makian dan pertanyaan terus menari-nari memuakkan hanya mata yang melihatnya sebelah tak ada yang menyapa lalu mulut ingin meludah tapi kepala melarangnya
suara suara gila berteriak riak menyanyikan sebuah simbol yang berasal dari suara suara dan kembali menjadi suara suara dan suara lain menyanyikan suara dalam waktu yang sama dan suara suara saling berbenturan maka menimbulkan suara dari jiwa jiwa yang hanya merasakan lain pada suara lagi lagi hanyalah sebuah lelah
dimana lagi dan bagaimana lagi ungkapkan yang tersisa dari jiwa kenapa tangan masih terlihat juga menutup-nutupi wajah dan kepala ah mungkin semua ini terpaksa hanya sebuah lelah yang tak terasa
dan pada suatu ketika keberhentian itu datang juga dimana tangan tak lagi bisa menulis dan kata tak lagi bisa keluar hanya jiwa yang merasakan hanya merasakan
barangkali kita memang tidak mengerti tapi apakah itu berarti kita musti menerima ini