Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Kamis, 30 November 2000
Rabu, 29 November 2000
sebaiknya ditempel didepan saja, jangan dibelakang, karena apa ?
jika ditempel didepan kita tak perlu menoleh kebelakang untuk melihatnya
seperti juga yang terasa kemarin, suasana seperti ini
jika tetap merasakan hal yang sama hati susah untuk mengungkap yang lain
inikah awal dari statis ? inikah awal dari kehancuran ?
Selasa, 28 November 2000
perahu, perahu berlabuh menyebrangi danau
diwaktu hujan gerimis dan kabut tipis menari
perahu kecil hanya cukup untuk satu orang
satu orang hanya untuk satu perahu
dan sore itu dua gayung menyapu satu persatu
suaranya menemani suara-suara serangga
dua ekor bebek berenang di pinggiran
terlihat sebelum perahu berangkat
kini telah hilang
perahu semakin ketengah ...
dan gerimis belum juga reda
................
malah semakin deras
jadi hujan, dan petir-petir mulai datang
*musik tegang masuk*
*dibagian ini ditampakkan ekspresi orang dalam perahu*
hujan semakin menggila
menyapa air danau
mengajaknya untuk bergerak
bergelombang, bergantian
menari bersama petir
dan tertawa riang sekali
suaranya menggema
seperti gema di gua-gua
hhuahuahuhauhaaaaaahahahaha
hahahahahahahahahaahah !!!
perahu dan orang yang menggayuh
dan dayung dan ....
bersambung
Senin, 27 November 2000
dia sebenarnya tak tersakiti ketika temannya
dengan tak sengaja jari-nya menyentuh matanya
dan temannya minta maaf dan kelihatan
jelas kuatir sekali dan penuh rasa kasihan
dan dia cuek saja, karena dia merasa tak tersakiti,
dan permintaan maaf temannya nggak berarti apa-apa
dia tak tersakiti ketika temannya dengan sengaja menginjak sepatunya
dia tak akan tersakiti ketika temannya mengoyak-oyak rambut kepalanya
bahkan dia tak akan tersakiti jika seandainya temanya
dengan sengaja memukul-mukul perutnya
bahkan sampai dia jatuh, bahkan sampai dia tak bisa bangun,
dia tak akan merasa tersakiti
tapi................
dia akan merasa tersakiti ketika tiba waktunya
dia menunjukkan sesuatu tapi tak dipedulikan
padahal sebelumnya dia dengan penuh perhatian
mendengar temannya menunjukkan sesuatu tentang diri temannya
dia akan merasa tersakiti saat merasa
apa yang ditunjukkan itu nggak berharga ...
dia sakit, sakit sekali, seolah temannya
menggoresakan mata pisau tajam di hatinya
meski satu kali, dia bisa mersakan berulang-ulang kali,
hari itu dia kecewa dengan temannya.......
ditulis saat mendengar lagu baru RADIOHEAD *my fav band*
Selamat Datang Wahai Ramadhan
tubuhku berisi setan
dan bulan ini aku benar-benar berperang
untuk melawannya
kalau bisa membunuhnya...
tapi entah ada berapa setan dalan jiwaku
mungkin satu, sepuluh atau limapuluh
setahun yang lalu
menjelang maghrib ramadhan
aku keatas rumah
keluar pintu keluar jendela
aku menatapi langit
dan aku lihat
barisan awan gelap dan tebal
teramat-amat besar
berwarna merah menjijikkan
dan mengerikan
semakin jauh semakin sempit
seolah mereka antri memasuki
pintu yang kecil
yah inilah gerbang ramadhan
hati menyimpulkan
batas bulan yang kudus dan bulan-bulan yang lain
dibulan ini Tuhan berkali-kali menurunkan hujan maya
hujan rahmat, hujan hikmah, hujan pengampunan dosa
mimpiku saat itu kira-kira berhenti disana
lalu aku lihat ke bawah
anak-anak cina dan melayu
menyalakan mercon besar-besar
dan tertawa
dan ditahun ini
aku tak keluar jendela
hanya nampak diantara jemuran
atas rumah, langit begitu tenang
maghrib...menit-demi menit
sampai pada adzan berikutnya
langgar penuh dengan muslim
bahkan aku yang lama tak sholat di langgar
mendapatkan barisan paling belakang
Tuhan semalam aku bersujud kepadamu
bersama masyarakat lingkungan rumahku
aku mersakan kembali rakhmatmu
meski mungkin tak sekuat dulu
Langgar dikampungku
berisi orang-orang murni orang-orang
mereka terbentuk dan membentuk
ada yang dosen, banyak yang pedagang
ada yang pernah keluar-masuk penjara
ada yang sering merantau
ada mahasiswa
ada anak-anak SD
dan anak-anak yang aku anggap dulu kecil
sekarang sudah SMA
ada yang bekas peminum dan telah bertobat
ah alangkah indahnya
langgar penuh
dan malam itu mereka bersujud kepada-Mu
bersama-sama
subuh,
rumah-rumah hidup
diwaktu subuh
ibu, bapak, dan purtinya yang lucu
selamat sahur
aku juga mereka
tak ada kelebihanku
di hadap-Mu
aku juga makhluk penuh dosa
tubuhku berisi setan
dan bulan ini aku benar-benar berperang
untuk melawannya
kalau bisa membunuhnya...
tapi entah ada berapa setan dalan jiwaku
mungkin satu, sepuluh atau limapuluh
Selamat Datang wahai Ramadhan
Minggu, 26 November 2000
ah sudah lama diri tak berjalam berputar, sudah lama diri diam, dan sudah lama hati tak bertemu hati cewek yang cerewet, dan hati mengalah saja, nggak boleh marah yah, jiwa yang baik adalah jiwa yang bisa menghargai jiwa lain, meski jiwa lain tak jiwa sukai, dimana-mana pasti ada cewek cerewet, senyum saja pada mereka =)
aku cuman ingin balasa budi, ketika aku lihat saudara-saudara seangkatan dan kakak-kakak-ku disini hanya sekedar singgah sebentar reuni atau mungkin cuma nostalgia, dan mereka cuman bikin suara-suara, sementara adik-adik-ku membuat lingkaran dan bergerak berkarya bersama, sementara saudara seangkatan dan diatasku, semakin jago karena meneukan dunia yang baru di sana, dan berkarya dan membawa nama adik-adiknya, sementara adik-adiknya semakin tertinggal ditinggal lingkaran-lingkaran lain yang malah diciptakan oleh kakak-kakak-nya sendiri, kita telah beberapa kali gagal, dan aku tak mau lagi, oh ...aku kasihan pada adik-adik-ku, mereka sungguh memiliki semangat yang besar, bahkan mungkin tak sebesar angkatanku dulu, angkatanku begitu manja, begitu cengeng, dan angkatanku begitu tergantung sama angkatan atasnya, tapi adikku tak demikian, mereka bisa berdiri, berlari, dan menari sendiri, ah tapi...mereka tetap saja tertinggal, adikku kalian adalah ibuku, karena dari rahim kalian aku terlahir di dunia dimana orang-orang tak semua bisa lahir disana, dan aku tak mau melihat ibuku yang melahirkan aku seperti itu, aku hanya ingin balas budi...
Sabtu, 25 November 2000
dia berdiri di depan dan bicara pada orang-orang, berbicara banyak tentang apa saja yang belum dimengerti orang-orang, tentag cara berpikir, selalu berusaha memasuki ruang-ruang pikiran yang jarang di masuki orang, masuk, berpikir menyamping, nggak pernah menerima sesuatu apa adanya seperti itu, tapi terus dipikir lebih jauh dan dalam, dan dari sanalah ilmu pengetahuan bisa berkembang, dan dari sanalah perjadi pemberontakan-pemberontakan, revolusi dan perubahan. ...yah, dia guru yang tepat...
Jumat, 24 November 2000
Kamis, 23 November 2000
beberapa jam berjalan, senja menjadi merah, merah muda tepatnya. dan alangkah indah jika dilihat di taman kota. sementara anak-anak jalalan di trotoar itu bergombol dan bernyanyi bersama, sangat keras dan bersemangat mengungkapkan hati, seolah bahagia menyambut malam tiba, sementara yang lain tetap membawa gitarnya di perempatan jalan, menunggu lampu merah, waktu untuk mereka memainkan dan berharap ada yang memberinya uang, untuk makan, untuk rokok, bahkan mungkin untuk keluarga, sementara di trotoar yang lain, dua ibu yang juga orang jalanan masih terlihat sangat akrab diantara keduanya, biasanya ketika pagi mereka ganti-gantian saling memijat punggung, atau merokok bersama, atau menata barang-barang nya menutupinya dengan plastik lebar yang pasti banyak lubangnya, untuk menutupi dari ancaman hujan, ...ah november bulan hujan...
kota ini tertutup awan dan seperi kemarin gerimis yang romantis. sebelum matahari beranjak pergi, dia meninggalkan warna kuning mendekati jingga pada kota, dan biasnya memancar dicelah-celah ranting tua, juga menempel di atap-atap rumah, sore yang romantis, memanggilku untuk keluar dan berjalan, tak peduli gerimis, lalu-lalang aku lihat gadis-gadis manis yang pulang dari kampusnya, membawa tas dan sebungkus tugas-tugas kuliah. tak terkesan, hanya seperti biasa, senyuman mereka memang indah...
dalam ruangan ini aku yang pertama membukakan pintu, karena itu akulah yang pertama kali menghisap udara luar untuk masukkan dalam paru-paru, dan mengisi seluruh raga-ku, lama sampai raga penuh udara dan kuat bergerak. dan dua potong roti aku rasa cukup untuk mengganjal perut sampai siang nanti, ehh... jangan kerutkan dahimu, jangan lembekkan bibirmu, ayo keluarkan cahaya semangat dari matamu, tarik sedikit keatas kedua ujung bibirmu, senyumlah padaku, lalu senyumlah pada hari ini, pada cahaya mentari pagi, dan senyumlah,..ayoo,..bukankah kenikmatan ketika isi dalam kepala terasa ringan dan jernih untuk berpikir...
Rabu, 22 November 2000
jika setiap manusia menginginkan hidup tanpa ada masalah, maka tak akan ada ketenangan, sebab hidup tak akan pernah lepas dari masalah, dan ketenangan sesungguhnya adalah ketenangan dalam menghadapi masalah dan segera menyelesaikannya, sebelum masalah yang lain datang
impian mungkin tak akan pernah datang, tentang rindu yang memanggil hati ini, meski semalam tidur bermimpi tentang tiga bidadari
dengarkan saja ruang-ruang, yang pertama terasa adalah perut yang mulai lapar, pikiran yang pusing, berhenti, memikikirkan hari-hari yang statis, hampir-hampir tak berkembang, kalah dengan jam dinding yang terus berputar, tiap hari seperti ini tak lebih hanyalah ganti pakaian, sementara rambut diatas kepala terus memanjang, meski perlahan. Ada kabar buruk yang harus terdengar, hatipun tersentuh merasakan, sungguh kasihan. diam udara yang segar, agak jauh dari depan jendela ada pohon tinggi melebihi tinggi atap rumah, disana setiap sore, burung-burung kecil bernyanyian, melompat-lompat, bermain kejar-kejaran, amat ramai tapi indah, apalagi pohon itu jarang daunnya, tapi diri yakin mereka merasa aman karena pucuk pohon cukup tinggi untuk dijadikan perlindungan, terutama dari otak-otak keruh pemburu yang senang menembakin teman-temannya dengan senapan angin, ah alangkah bodohnya mereka, apakah kota ini hutan dimana pemburu dengan bebas menembaki hewan-hewan untuk mereka makan ?. aaah, dari jauh masih terdengar suara mesin-mesin kendaran yang lalu-lalang di jalan, basah sedikit gerimis, dari atap rumah terdengar rintik hujan yang tenang
Selasa, 21 November 2000
dari ruang jiwa yang diam, dan ledakan mendadak datang, hati bergoncang, tubuh juga bergonjang, kian kencang, makin kencang, saraf-saraf tak ada yang bisa menghentikan, ooohhh,... wajahnya masih diam menahan kesakitan, diam, mengikuti goncangan tubuhnya, oooohhhh, .....daaaannn semakin bergoncang sampai pada titik klimaks, langsung goncangan berhenti, ...tubuh diam, suasana hening tanpa suara, hanya suara detak jantung yang bergerak masih cepat, suaranya kencang, kian lama semakin lambat semakin lamban ....diri masih terdiam, lalu tertidur ...
nikmati udara dan suara, mengulur waktu sampai jarum panjang jam tepat pada angka 6, yah diriku sama saja dengan yang ada di cermin, bahkan mungkin selama ini aku tak sadar terlalu jauh kalau diriku seperti itu, cermin adalah kita, secara fisik, adalah wajah kita, tangan kita, jari-jemari kita, dengan menatapnya berarti kita menatap diri kita sendiri, dengan tersenyum padanya, berarti kita tersenyum pada diri sendiri, dengan mengejeknya berarti kita mengejek diri kita sendiri, dan tiba pikiran datang, kalau ada cermin raga, apakah ada cermin jiwa ?, yang jika kita memandangnya akan nampak sifat-sifat kita ?, ah bisa jadi cermin jiwa adalah orang lain, yang menjadi teman kita, pacar kita, atau bahkan musuh kita, ...
Senin, 20 November 2000
matahari tersenyum tak kelihatan, mukanya murung tertutup awan, dingin jalanan masih sepi hanya beberapa mobil, anak-anak jalanan duduk-duduk di trotoar sambil menggantung mimpinya di atas-atas kabel yang mereka lihat, peremapatan jalan yang membosankan, hanya kuning, hijau, kuning lagi lalu merah dan seterusnya, dari aku kecil dulu juga tetap seperti itu...pak pak sayur aku doakan kau agar laris daganganmu yang kau bawa di belakang sepeda pancal yang reot tapi kuat memandang hidup, di aterus berjalan, pak tua oh pak tua, bapak begitu rajin berolahraga, jalan pagi-pagi melewati taman kota, ah aku tau, pasti sampai di rumah, nenek telah siap menyajikan kopi dan kue-kue basah yang baru dibelinya dari ibu yang biasa menawarkan kue di bakul yang di gendong dibelakang punggungnya, dan jam segini terlalu pagi, aku tak bertemu dengan anak-anak SMA yang berangkat sekolah ...
Minggu, 19 November 2000
ehhmm uuuhhhh aaaaahhhhhh iiiiiiiiiiiii e e e e e oooooooooooooooo hou hou hou hou ae ae ae ae ae aaaaaaaaahhhhhhhhh uuuuuuuhhhhhhhhhh eeeeehhhhhmmmmmmmmmmm mmmmmmmmm mmmmmmmmm ssssttttt.........
berarti tak berarti tergantung otak si pemikir masing-masing yang punya kapasitas sendiri-sendiri apa sebenarnya itu definisi ?, buatlah tanda tanya sebanyak mungkin, buatlah tanda tanya sebesar mungkin, lalu pandangilah sampai kau pada titik yang benar-benar bingung, dan kau akan paham apa arti dari semua ini.
Sabtu, 18 November 2000
waktu bertamu kerumahnya, diri kaget, melihat alisnya yang dicukur, hati bertanya "sudah berubah sejauh inikah dia ?" selama ini yang diri kenal, dia seorang gadis yang imut, nggak pernah make up berlebihan, diri diam saja, waktu keluar bareng baru diri bertanya, dan dia menjawab dengan senyumnya seperti dulu, katanya dia habis jadi "pager ayu" di pesta pernikahan tetangga depan rumahnya, katanya sebenarnya di nggak ingin dicukur, waktu di salon dia disuruh tutup mata untuk di make up, dan pas buka mata dia sendiri juga kaget, diri tersenyum =) bisa menerima argumen-nya hati berkata "ah rupanya dia tidak berubah"
Dia telah terlahir
Pagi pukul tiga lebih
jika tiba waktunya
Tuhan menghendaki terjadi
Dan tangisan mungil itu terdengar
dan ruang penuh senyum kehangatan
Dia telah terlahir
dengan tubuh murni
seorang bayi
Menyapa dunia
meninggalkan rahim ibunya
Mbak, hari ini engkau seorang Ibu
aku belum melihat bayimu
hanya mendengar berita yang tiba tadi
tapi aku yakin kau tersenyum
Pada putrimu
pada suami
pada dunia
Dia akan jadi
gadis yang kuat
seperti kuat ketika
Ibunya mengandung
Dia akan jadi
gadis yang tenang
lembut dan bijak
seperti ibunya
Aku persembahkan buat Mbak Dian dan Pak Atet
Atas lahirnya putra pertamanya, *bayi putri*
Oh Aku tak bisa menulis puisi lagi =(
Jumat, 17 November 2000
"matahari telah terbakar oleh panasnya sendiri, dia jadi arang, dia jadi abu" -zak sorga- dalam Aljabar, naskah yang pernah aku mainkan waktu SMA bersama Teater Stuppa dialog-dialognya biasa aku keluarkan ketika berat, mmm ... pejamkan mata perlahan, tenangkan raga tenangkan jiwa, jangan berlebihan, menyapalah dengan senyum yang ramah, ah sepertinya kamu terlalu lelah, wajahmu pucat tak seperti biasanya, telingahmu merah,....tenang...(berbisik)
ah bau masakan masuk dalam ruang, mengherankan juga. padahal ruangan itu sudah tertutup dengan rapat, ruang hanya ada satu jendela yang menghadap pada langit *kini mendung menghilangkan kabut* dan itu mustahil, bau masakan tidak mungkin melewati jendela itu kemudian menghampiri dan masuk pada lubang hidung tiap-tiap orang, cepat kunci pintunya !!! *padahal pintu sebelumnya sudah tertutup, dan tak akan mungkin bau bisa membuka pintu*, akh alangkah takutnya orang-orang itu terbangun dari tidurnya, terjaga dari mimpi-mimpinya, bau tetap saja masuk ruangan membangunkan orang-orang
Kamis, 16 November 2000
apa yang akan aku tulis ? pertanyaan yang cukup pas untuk melukiskan rasa jiwa yang hilang, mmm yang hilang mungkin semangat, semangat untuk mengungkapkan sesuatu, dan disaat diri harus mengungkapkan, lalu otak bergerak-gerak dan bertanya "apa yang akan aku tulis ? "
hari ini zam gabung dengan Komunitas MSN Indonesia,
sebelumnya makasih buat Bukrie
Rabu, 15 November 2000
berat, seorang lelaki muda terkapar diatas tempat tidur, dia tidur hendak menyentuh masalah-masalah dari jiwa yang lain, kemudian dihilangkannya perlahan-lahan bersama tidur, untung kalau sampai mimpi ... sore...udara cukup dingin angin dari gunung terus menuruni rumah-rumah kota bersama hujan yang lelah...aaahhh sore yang melelahkan bagi dirinya, temannya dari jauh menulis pesan dan baru saja ia membacanya, "Aku sangat rindu, dan sangat ingin bertemu dengan kamu" -tulisan yang terbaca di surat itu- ....
pagi yang dingin, jalanan kampung terselimuti kabut, meski tak terlalu tebal, sepanjang jalan itulah yang aku lewati ketika pulang pagi, biasa melewati ruma-rumah dengan pintu terbuka dan dari dalam terdengar anak kecil kolokan yang teriak-teriak pagi-pagi sudah minta perhatian, ah anak kecil, aku dulu juga seperti itu .... jemuran-jemuran yang segar baru keluar dari cucian, dari kelembutan sentuhan tangan ibu-ibu, ...di jalan ini separuh tertutup oleh gerobak sampah dan tukang sapu-nya yang selalu kerja tiap hari seolah tak kenal lelah dan gelisah ...ah orang-orang kantoran banyak yang kalah oleh mereka, kalo kita bicara tentang etos kerja ...
Selasa, 14 November 2000
gerimis dan kesunyian malam yang terpecah dalam suara rintik-rintik air ini mengantarkan kepada suasana yang dalam, lewati ruang menembus waktu sebuah kisah yang dulu mungkin tak pernah terwujud hanya menyangkut diatas uban kepala menjadi ranting yang goyang tertiup angin andai saja suara bisik itu bisa diperdengarkan dan ada yang mendengarnya tepat duduk disamping dengan cahaya hati penuh kehangatan
biarkan, biarkanlah saja itu semua berjalan melintasi angan, oh kepala mulai menghangat, ada beberapa bayangan yang mengendap, diam ... dengarkan saja, lihat saja, rasakan saja, lingkungan kita nampak begitu rapuh dan semakin rapuh, luapan-luapan emosinal antar jiwa seperti magma yang meledak dari dalam gunung, beribu gunung berperang saling menyerang, meyeburkan bola-bola api merah dan hijau menyala, dan debu-debu panas bertebangan menyelimuti bumi, membuat sesak perjalan udara ke rongga paru-paru manusia, ...oh kita diam saja, kita dengarkan mereka, dengan jiwa yang bijak, percayalah..kita juga punya jiwa kita punya kekuatan, kekuatan dari rasa ketenangan dan kedamaian, akaknkah kita mampu mereda kemarahan ? ... kita coba saja ...
semalam kita bercerita tentang bulan purnama
yang tersangkut diantara ranting-ranting pepohonan
dan satu bintang di sebelahnya seolah memberi harapan
waktu itu langit masih gelap sehabis gerimis...
dan di pagi hari, seperti biasanya
kita dengarkan tape, memutarkan lagu Alanis Morissette
*akh aku masih saja mencerna*
Senin, 13 November 2000
kau yang bicara saat kutunggu sebuah rasa mengisi kekosongan
meski kau berbisik tapi suaramu agak berisik
sedikit mengganggu ketenangan yang kutunggu
tajamkan semakin dalam hawa dingin yang menyentuh tubuh
kau bicara agar aku mengerti
kau jelaskan dengan amat lirih ...
tapi maaf kalau aku tak peduli
aku masih menikmati suara kodok-kodok yang bernyanyi
"maafkan aku teman-teman"
tahukah kamu seperti apa ruang server ISP internet itu ? ... waktu aku datang didalam masih gelap lampu belum dinyalakan, tapi terlihat dari depan diniding kaca hitam berlapis, yah kedip-kedip lampu kecil yang bertebar dimana-mana hampir rata di seluruh ruang merah dan hijau, dan yang pasti terdengar suara gemuruh mesin yang lembut, yah selembut-lembutnya mesin masih aja bising. waktu kunci pintu dibuka suara gemuruh mesin itu kian jelas, dan mulai terasalah hawa dingin itu, pintu ditutup dan saatnya buka pintu lapis yang kedua, gemuruh kian keras, hawa semakin dingin..perlahan salah satu kaki menghampiri tembok dan menyalakan lampu yang tombolnya menempel di salah satu pojok ruangan itu, dan ... waaauuuwwww .... isi ruangan itu kini terlihat, rak-rak kokoh dan besar, sekokoh bahannya mungkin besi baja berdiri berbaris-baris, dan kabel-kabel dimana-mana merambat diatas langit-langit turun meliliti rak-rak baja yang berwarna putih itu, kabel-kabel kecil dan besar-besar seolah memiliki aliran yang benar-benar dasyat, sampai aku takut bergerak, terus terang aja aku takut kesetrum, dan yahhhh dingin itu semakin terasa ... tak lain itu mesin pendingin yang super besar terus mengeluarkan angin terus-menerus seisi ruang, mesin itu tak satu tapi ada temannya ... ah aku bisa mati kedinginan jika tidur satu malam saja disini...
seharusanya aku tulis ini kemaren sehabis pulang dari telkom
Minggu, 12 November 2000
ketenangan bisa berawal dari lingkungan, bisa berawal dari pakaian, bisa berawal dari suara, sebaliknya, kegaduhan juga bisa dimulai dari sana, akh alangkah banyaknya kosakata tentang rasa tak tenang, seperti gaduh, sumpek, stres, ramai, marah, bingung, pusing, sakit dan lain-lain yang lain. dan alangkah sederhana kata yang menyimpulkan perasaan jiwa sekarang, tenang...*pagi yang tenang ditunggu pekerjaan tak juga datang*
Sabtu, 11 November 2000
yang terhanyut dalam melodi lagu,yang rasakan jiwa yang tenang,
mengalir bersamanya dalam damai kehidupan, dalam dunia lain penuh
kehalusan dan kelembutan belaian angin kesejukan, ah ini terlalu berlebihan ?.
sore sepulang kerja kemaren sempat berhenti di loak dapet dua kaset
COUNTING CROWS -August and Everything After- dan SONIC YOUTH -Washing Machine-
Jumat, 10 November 2000
Kamis, 09 November 2000
“Il ne crie pas mais il murmure, son vocabulaire n’est pas sophistiqué, il parle de choses simples, il ne cherche pas non plus de grandes idées mais construit avec tout ce qu’il peut trouver. Même si nous entendons parfois dans son récit la violence, le meurtre, ou la démocratie, ces mots ne jaillissent jamais de manière extravertie, ils sont ramenés à l’espace de la "mère", "mon cœur", "enfant" ou plus simplement "je" et "il". Le poète n’est pas un héros, mais une partie et l’écho de la voix des victimes."
bahasa Indonesia-nya :
“Tidak berteriak melainkan lirih, tak berangkat dari kemewahan dan sofistikasi kata-kata melainkan dari hal yang bersahaja, tak pula mencari-cari ide besar melainkan membangun dari apa saja yang bisa ditemukan. Kalaupun kemudian terdapat rekaman atau setting besar seperti tindak kekerasan, pembunuhan atau ihwal demokrasi, maka tidak disemburkan secara ekstrovert melainkan ditarik ke ruang "ibu", "hatiku", "anak" atau cukup dengan "aku" dan "dia". Penyair tidak mengambil posisi sebagai hero, melainkan sebagian dari dan menggemakan suara korban."
Herry Dim berkata tentang Agus R. Sardjono dalam acara
Suatu Hari di Negeri Angin (Un jour au pays du vent):
Lecture des œuvres de Agus R. Sardjono
sepertinya kalimat itu sudah cukup mendefinisikan ungkapan jiwa lewat tulisan seperti yang aku coba lakukan -terimakasih-
Rabu, 08 November 2000
tiga mulut bicara dan satu kepala mendengar lewat sepasang telingganya yang dingin tak lagi hangat, karena angin telah lelah menyambut hujan tiba, jalanan basah...sore yang melelahkan, sore yang membosankan, mungkin didepan terasa segar, tapi di ruang ini kepala telah terisi endapan-endapan gelap dan coklat...akhhh beruntunglah mereka yang sore ini mendengarkan nyanyian burung-nurung menjelang pulang kesangkar sebelum kelelawar datang, ah hari masih sore belum juga senja... nikmati dan rasakan warna langit dan air becek di jalan-jalan berlobang yang baru jatuh dari langit, hujan...gerimis reda ...ayo segera beranjak keluar dari temapat ini.
Selasa, 07 November 2000
rasa tiba saatnya, tak peduli dan tak peduli, pandang dunia dimata seolah jauh dan dekat, erat seperti pelukan kabut dan rerumputan, hijau segar dan menari belalang, diantara pucuk-pucuknya yang berat bergerak tanpa sapuan angin, rumput masih menikmati dinginnya embun, dan mentari sengaja datang terlambat, berikan waktu pada kabut, belalang tak takut, meski tubuhnya hanya satu warna satu rasa, dan menjadi bagian dari rumput
Senin, 06 November 2000
TEATER STUPPA mengikuti festival teater bulan bahasa se-jawa timur di Universitas Negeri Malang
maen sore...ijin kantor masuk setengah hari...pulang siang...pegang gitar...tunggu datang...
Minggu, 05 November 2000
banyak anak kecil yang biasa maen di sekitar rumah, mereka selalu bergerak lincah, berlari kesana-kemari, berteriak-teriang dengan riang, atau bernyanyi, mereka biasa bergantian maen kerumah salah satu dari mereka, lalu disana mereka maen masak-masak an dan membuat berantakan ruang-ruang tamu, di kampung itu warna-warni, dikala siang jalanan dipenuhi oleh jemuran cucian, jalanan seolah sudah menjadi bagian dari ruang ibu-ibu, pagi subuh ada saja yang menyapu, biasa terdengar saat anak-anak sedang tidur lalu membuatnya terbangun, dan pagi banyak penjual sayur berderet dan dikurumuni ibu-ibu maupun anak-anak kost, siang dan sore, suasana dikuasai oleh gaduh anak-anak kecil, karena jam-jam itu bapak dan ibuknya sedang bekerja, rata-rata mereka bekerja sebagai penjual di pasar yang tidak jauh dari kampung, hanya menyebrang jalan dan jalan kaki sebentar, malam...sepertinya itu waktu anak-anak muda, laki-laki umumnya ... hampir sepanjang malam mereka nongkrong di pertigaan-pertigaan, sambil ngobrol-ngobrol sambil mengepulkan asap rokok, atau sambil bermain gitar,... ini kampungku...
Sabtu, 04 November 2000
jangan menulis kata "aku" lagi, agar kamu belajar untuk mengurangi "ego", mengurangi bercerita "tentang dirimu", karena masih banyak yang belum "kamu" bicarakan, kamu belum bicara tentang seekor semut, tentang daun-daun kering di musim gugur, tentang hujan yang bersetubuh dengan bumi, tentang lautan dan samudra yang dashyat, dan tentang badai-badai yang berasal dari sana, "kamu" belum bicara tentang tetanggamu, tentang temanmu, bahkan tentang keluargamu, sudah jangan menuliskan kata "aku", lihatlah angkasa dan bumi raya dan pertemuan keduanya di cakrawala, dengarlah suara-suara mereka, menulislah tentang mereka ...
Jumat, 03 November 2000
meeting hari ini ada beberapa catatan dengan target kerja yang prof
work and learning not only work is work
focus -> to work -> and to personal *dipisah pak!*
on time -> on time schedulling
improve -> start -> process -> what's next ?
mulai hari ini e-mail akan diganti lagi buat teman-teman
tunggu nanti malam
Kamis, 02 November 2000
jiwa teduh menyentuh
diri terasa ringan untuk menikmati
untuk mendengar, untuk merasakan
apakah hati tidak bersyukur ?
dijalan banyak yang tak pernah merasakan
rasa yang sekarang terasakan
jemari masih bisa menari dengan agak kaku
dalam bayangan kedua mata
monitor dirubah letaknya
beri sedikit rasa lain biasanya
ada teman yang marah karena teman
yang satu kurang pengertian
dan akhirnya diselesaikan sendiri
hari ini juga
gaji pertama beli
THE SMASHING PUMPKINS "MACHINA | the machines of God"
dan sepasang kaos kaki
THE SMASHING PUMPKINS "MACHINA | the machines of God"
dan sepasang kaos kaki
Langganan:
Postingan (Atom)