Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Selasa, 21 November 2000
nikmati udara dan suara, mengulur waktu sampai jarum panjang jam tepat pada angka 6, yah diriku sama saja dengan yang ada di cermin, bahkan mungkin selama ini aku tak sadar terlalu jauh kalau diriku seperti itu, cermin adalah kita, secara fisik, adalah wajah kita, tangan kita, jari-jemari kita, dengan menatapnya berarti kita menatap diri kita sendiri, dengan tersenyum padanya, berarti kita tersenyum pada diri sendiri, dengan mengejeknya berarti kita mengejek diri kita sendiri, dan tiba pikiran datang, kalau ada cermin raga, apakah ada cermin jiwa ?, yang jika kita memandangnya akan nampak sifat-sifat kita ?, ah bisa jadi cermin jiwa adalah orang lain, yang menjadi teman kita, pacar kita, atau bahkan musuh kita, ...