Rabu, 30 Oktober 2002

lumpur kini yang menempel di setiap indera di setiap auramu kering yang selalu gelisah keringat yang selalu resah kau hampir saja tenggelam mungkin sudah separuh badan separuh hati separuh pikiran setiap tindak mu hitam jauh dari cahya setiap otakmu menjijikkan jauh dari suci terdiam adalah kebodohan tapi kau terlalu enggan mencoba jangankan berlari melangkah saja kau tak juga lakukan setan-setan kecil dan besar selalu tertawa mengelilingi dirimu dan menunggumu di neraka agar kau rasakan panas api itu merah bara itu agar kau ketakutan dalam gelap alam kubur bersama ular dan segala belatung tanpa teman sunyi dan sesekali orang-orang bermuka seram menghampirimu dan mendakwa kakimu tertekuk tanpa tali energimu lenyap terserap gravitasi dan mulailah cambuk menghantam dadamu menghantam mukamu ayo pergilah sekarang sebelum kain putih membungkusmu peganglah tali-tali terserabut itu meski sakit tanganmu genggam saja dan ikuti jalannya meski itu gelap gunakan mata hatimu meski itu penuh luka dan duri akrabkan dirimu dengan sakit lorong dan jalan itu menuju ke nirwana ajaklah ayah ibumu ajaklah kakek nenekmu ajaklah istrimu ajaklah anakmu ajaklah saudara-saudaramu ajaklah kawan-kawanmu dan ajaklah musuhmu ...
dan kau pertemukan aku dalam sebuah benturan-benturan kecil dan sentuhan-sentuhan halus deras di titik ini di persimpangan ini dengan segala garis yang kau pilih lantas apalagi yang harus aku ucap selain "terima kasih"

Selasa, 29 Oktober 2002

YAMARAJA…JARAMAYA YAMARANI…NIRAMAYA YASILAPA…PALASIYA YAMIRODA…DAROMIYA YAMIDOSA…SADOMIYA YADAYUDA…DAYUDAYA YACIYACA…CAYASIYA YASIHAMA…MAHASIYA (sebuah mantra jawa)

Sabtu, 26 Oktober 2002

jakarta - medan - surabaya mana ada keheningan disana ?

Jumat, 25 Oktober 2002

Amenangi jaman edan ewuh aya ing pambudi melu edan ora tahan yen tan melu anglakoni boya kaduman melik kaliren wekasanipun Ndilallah karsa Allah Sakbeja-bejane kang lali luwih beja kang eling lawan waspada (Ronggowarsito)

Selasa, 22 Oktober 2002

ketika cinta itu ada dan hadir menjadi nyata mungkin kau takkan lagi menulis tentang cinta namun yang kau tulis adalah betapa berartinya dirinya dirinya dirinya untukmu setiap detakmu
toeng toeng toeng diriku menggelinding dari atas gunung ke lembah melalui dataran miring penuh rumput diriku dibawa berputar oleh gravitasi aku ikuti saja aku diam saja alam adalah sahabatku aku kehilangan kendali biar alam yang mengendalikanku bukan gairah atau nafsu yang membara bergejolak tak kubiarkan mengontrolku hanya akan menimbulkan sperma dimana-mana biarkan aku menggelinding sampai aku terjatuh mengenai batu-batu atau tenggelam dalam danau tercebur lantas mengalir menuju sungai deras atau tenang mengalir terus mengalir dingin atau tidak berjalan terus berjalan lurus atau berliku aku menuju lautan aku menuju dirimu kekasihku aku menuju dirimu tuhanku

Sabtu, 19 Oktober 2002

mungkin memang benar bahwa Tuhan kadang jual mahal memberi kita kenikmatan - kenikmatan namun bila melakukan, dosa kita dapatkan agar dia tau agar kita tau agar semua tau seberapa besar cinta kita padanya

Jumat, 11 Oktober 2002

dan bagaimana kabarmu ?