Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Selasa, 27 November 2001
Senin, 26 November 2001
manusia lingkaran melangkah berputar kesombongan iri hati buruk jiwa terselimuti kabut hitam aura redup tak bersinar sholat baca alqur'an kegelisahan manusia manusia adalah manusia ada baik dan buruknya ada buruk dan baiknya setiap semua kekurangan bunga-bunga mekar liar jendela angin dan uap udara egois diri ini bukan apa-apa hanya kata-kata tak ada yang bicara dan sayap-sayap oh cai-cai mimpi cari-cari caci ungkapkan tak tertahan tanpa keraguan ketegasan dan ketegasan menyeret jiwa dalam lubang dan keluarkan sucikan jiwanya bersihkan semua noda tertutup matanya menghisap-hisap angin kuat-kuat debu-debu berdatangan lagi rambut panjang bergelombang bola-bola suara-suara ada kejenuhan dan banyak yang hilang awan panas kosong air mata teriak tanpa suara tenggelam tuhan maha bijaksana tuhan maha tau maha mengerti maha mendengar maha pengasih maha penyayang dan meledaklah maka meledaklah semuanya punya kewajiban mencari ilmu dimana ada kehidupan disana ada jawaban dengan ilmu dan iman semuanya tak ada yang apa apa apa kau bertanya tentang apa kehilangan kedewasaan mencari-cari dalam belantara kata-kata ini bukan yang sesungguhnya mana hakikat itu pukul saja jangan-jangan jangan dengan kekerasan mereka semua rindukan kelembutan ah buah-buah tuhan jiwa itu rundukan buah kesegaran dan sampai disini masih belum mendapatkan apa-apa hanya kata-kata yang kosong tak ada isi tak ada jiwa mati saja melayang tak pasti bimbang dalam perjalanan teman kawan siapakah yang mau menolong lingkaran lagi berputar lagi mimpi mimpi yang seram si muka kodok penolongku ramadhan yang hilang siapa yang terdiam ini sebuah kejenuhan jangan dibaca jangan dibaca persetan dengan wanita-wanita yang menonjolkan bagian tubuhnya persetan dengan setan-setan yang setia merubungku tuhan terimakasih tuhan bumi dunia akhirat nirwana aku mencari agama hahahahaha omong kosong saja bahkan tentang hakikat belum juga mengerti apa-apa mengapa tuhan ciptakan kejahatan sampai sejauh itukah yang kau tau sudahkah kau tau kenapa ? kenapa tuhan ciptakan kejahatan ah berhenti lagi kau kehausan letih lelah dalm perjalanan tak buntu yang kau keluarkan hanya kata-kata kosong kosong kosong tak ada makna tak ada jiwa kau sekarat
Jumat, 23 November 2001
Selasa, 20 November 2001
Kamis, 15 November 2001
kisah sang raksasa yang buruk hatinya
pernah punya kerajaan yang megah dan jaya
dengan kekuatan raksasa dan balatentaranya
dan sang raksasa sebagai raja
hingga suatu ketika para balatentara itu
pergi meninggalkan raja satu-persatu
karena mereka baru sadar dan tau
bahwa sang raja ternyata berhati buruk
sang raksasa memang berotak cerdik
ahli mengganti rupa dan punya taktik
dan semua orang mengganggapnya baik
tapi keburukan tetap keburukan
dan pada saat tiba pasti kelihatan
dan akhirnya kerajaan sang raksasa pun runtuh
yang tersisa hanya sang raksasa
dan beberapa balatentara yang tak punya tempat lagi
namun balatentara yang tertinggal sering sembunyi
menjaga batas dengan raksasa
mendekati hanya ketika butuh makan, lapar
karena mereka tak mampu lagi ...
sementara sang raja yang cerdik ...
berusaha keras mencari balatentara lagi
dengan kekuatan yang tersisa
ia pergi ke desa-desa ...
menculik anak-anak
yang belum cukup umur
untuk menjadi balatentara
namun sang raksasa memang cerdik
anak-anak dengan mudah diculik
tanpa ada pemberontakan
dan sang raksasa di tengah hutan ...
mencoba membangun kerajaan lagi
dan jika kerajaannya nanti sudah besar
sang raksasa akan menyerang
kerajaan-kerajaan kecil yang tak punya kekuatan
sang raksasa yang buruk hatinya itu ternyata licik
hanya berani menyerang pada yang kecil
BERSAMBUNG ....
Rabu, 14 November 2001
Selasa, 13 November 2001
meledaklah sudah
meledak menjadi sejarah
pada manusia-manusia
karena satu manusia
sebuah kewajarankah ?
sebuah kematian ...
kematian massal ...
mengenaskan, mengerikan
mereka bagian dari cerita
mewarnai bagian dunia
sudahlah Tuhan ...
kami mohon hentikan
bisakah kejahatan dimusnahkan
dan yang tersisa hanya keindahan
mewarna-warna pada dunia
mencipta cerita menjadi sejarah
ah kebenaran ... hakikatmu dimana
kejahatan menganggap dirinya benar
kebenaran dianggap kejahatan
yah kita hanya manusia
tugas kita hanya menjadi manusia
kita bukan Tuhan yang bisa
menciptakan apapun kehendak kita
kejahatan tetap ada sampai akhir dunia
dan air mata tak kan pernah berhenti
mengalir dalam sejarah ... pahit
dan jangan membuatnya seperti tidak ada
bahwa semuanya diwarnai darah ....
merah .... ah kejahatan .... pahit
mulailah lagi menggila-gila seperti yang pernah ada terus berdentuman seperti irama deras air hujan meledak-ledak seperti biji-biji jagung pop corn dalam panci penggorengan mari kita bernyanyi-nyanyi menuliskan kata-kata melukiskan rasa tertawa berteriak hempaskan atau pendam atau nikmati luka-luka kalau perlu meludah mari menari-nari berlarian berkejar-kejaran berayunan mari kita menggores-nggores melukiskan rasa menangkap sesuatu lalu mengungkap aku rindukan kalian mari kita menulis kata-kata...
Senin, 12 November 2001
bukan lagi memilih tapi memilah
menghilangkan separuh
keinginan-keinginan pada dada
jangan pernah menyesal
ini sebuah jalan
lalui saja mawas dan tenang
kerikil batu-batu
dan air mengalir
sebrangi rumput-rumput
dan tumpuk dedaunan kering
duri menusuk dada dan tertawa
kamu ditertawai
dan jika kau marah
maka kau bukan dirimu
melainkan tak lebih
dari seorang anak kecil
selamat menikmati
karena ....
tugasmu adalah
mencari dirimu
sebenar-benarnya dirimu
dari dirimu ... utuh
Sabtu, 10 November 2001
Langganan:
Postingan (Atom)