Selasa, 27 November 2001

wajah-wajah mencari dan menunggu bukan boneka-boneka yang dungu mereka sudah lama tak mengenal suara hanya diam tenang dan termangu
bau wangi kamboja mayat terkapar di jalan tak ada yang lewat, sepi hanya angin dan desir dedaunan pepohonan

Senin, 26 November 2001

cahaya karena jingga masuki jiwa indah lalu menekan sesak ingin muntah ....
tak terkendalikan tak tertahankan jiwa itu kian hilang
aku harus pergi kuliah nggak boleh bolos-bolos sekolah permisi !
manusia lingkaran melangkah berputar kesombongan iri hati buruk jiwa terselimuti kabut hitam aura redup tak bersinar sholat baca alqur'an kegelisahan manusia manusia adalah manusia ada baik dan buruknya ada buruk dan baiknya setiap semua kekurangan bunga-bunga mekar liar jendela angin dan uap udara egois diri ini bukan apa-apa hanya kata-kata tak ada yang bicara dan sayap-sayap oh cai-cai mimpi cari-cari caci ungkapkan tak tertahan tanpa keraguan ketegasan dan ketegasan menyeret jiwa dalam lubang dan keluarkan sucikan jiwanya bersihkan semua noda tertutup matanya menghisap-hisap angin kuat-kuat debu-debu berdatangan lagi rambut panjang bergelombang bola-bola suara-suara ada kejenuhan dan banyak yang hilang awan panas kosong air mata teriak tanpa suara tenggelam tuhan maha bijaksana tuhan maha tau maha mengerti maha mendengar maha pengasih maha penyayang dan meledaklah maka meledaklah semuanya punya kewajiban mencari ilmu dimana ada kehidupan disana ada jawaban dengan ilmu dan iman semuanya tak ada yang apa apa apa kau bertanya tentang apa kehilangan kedewasaan mencari-cari dalam belantara kata-kata ini bukan yang sesungguhnya mana hakikat itu pukul saja jangan-jangan jangan dengan kekerasan mereka semua rindukan kelembutan ah buah-buah tuhan jiwa itu rundukan buah kesegaran dan sampai disini masih belum mendapatkan apa-apa hanya kata-kata yang kosong tak ada isi tak ada jiwa mati saja melayang tak pasti bimbang dalam perjalanan teman kawan siapakah yang mau menolong lingkaran lagi berputar lagi mimpi mimpi yang seram si muka kodok penolongku ramadhan yang hilang siapa yang terdiam ini sebuah kejenuhan jangan dibaca jangan dibaca persetan dengan wanita-wanita yang menonjolkan bagian tubuhnya persetan dengan setan-setan yang setia merubungku tuhan terimakasih tuhan bumi dunia akhirat nirwana aku mencari agama hahahahaha omong kosong saja bahkan tentang hakikat belum juga mengerti apa-apa mengapa tuhan ciptakan kejahatan sampai sejauh itukah yang kau tau sudahkah kau tau kenapa ? kenapa tuhan ciptakan kejahatan ah berhenti lagi kau kehausan letih lelah dalm perjalanan tak buntu yang kau keluarkan hanya kata-kata kosong kosong kosong tak ada makna tak ada jiwa kau sekarat

Jumat, 23 November 2001

menunggu sebuah kepastian menegangkan, menjengkelkan, membosankan Tuhan hilangkan kesombongan ini

Selasa, 20 November 2001

menari-nari dalam kekosongan hentak-hentakkan kaki di tanah lapang tanah kering berdebu dan panas mentari mencari kebebasan
dan lepaslah sudah sayap-sayap, maka laron-laron kembali menjadi rayap

Kamis, 15 November 2001

kisah sang raksasa yang buruk hatinya pernah punya kerajaan yang megah dan jaya dengan kekuatan raksasa dan balatentaranya dan sang raksasa sebagai raja hingga suatu ketika para balatentara itu pergi meninggalkan raja satu-persatu karena mereka baru sadar dan tau bahwa sang raja ternyata berhati buruk sang raksasa memang berotak cerdik ahli mengganti rupa dan punya taktik dan semua orang mengganggapnya baik tapi keburukan tetap keburukan dan pada saat tiba pasti kelihatan dan akhirnya kerajaan sang raksasa pun runtuh yang tersisa hanya sang raksasa dan beberapa balatentara yang tak punya tempat lagi namun balatentara yang tertinggal sering sembunyi menjaga batas dengan raksasa mendekati hanya ketika butuh makan, lapar karena mereka tak mampu lagi ... sementara sang raja yang cerdik ... berusaha keras mencari balatentara lagi dengan kekuatan yang tersisa ia pergi ke desa-desa ... menculik anak-anak yang belum cukup umur untuk menjadi balatentara namun sang raksasa memang cerdik anak-anak dengan mudah diculik tanpa ada pemberontakan dan sang raksasa di tengah hutan ... mencoba membangun kerajaan lagi dan jika kerajaannya nanti sudah besar sang raksasa akan menyerang kerajaan-kerajaan kecil yang tak punya kekuatan sang raksasa yang buruk hatinya itu ternyata licik hanya berani menyerang pada yang kecil BERSAMBUNG ....

Rabu, 14 November 2001

tubuh-tubuh bersetubuh menjadi utuh
dan berjalan tertatih kuseret berat bebanku dalam perjalan penuh kerikil-kerikil tajam dan panas matahari perutku kosong dahaga tenggorokku dan keringat yang melumuri tubuh terus keluar dari pori dan menguap bersama kering udara
tuhan leburlah keping-keping kesombongan ini peras remas isi jiwa hingga habis iri dengki
aku merasa kini isi kepalaku adalah setumpuk jaringan sel-sel putih yang sangat rapuh sekali lembek hampir-hampir kering kekurangan cairan keriput-keriput seperti kelenjar mati yang sangat rapuh sekali

Selasa, 13 November 2001

meledaklah sudah meledak menjadi sejarah pada manusia-manusia karena satu manusia sebuah kewajarankah ? sebuah kematian ... kematian massal ... mengenaskan, mengerikan mereka bagian dari cerita mewarnai bagian dunia sudahlah Tuhan ... kami mohon hentikan bisakah kejahatan dimusnahkan dan yang tersisa hanya keindahan mewarna-warna pada dunia mencipta cerita menjadi sejarah ah kebenaran ... hakikatmu dimana kejahatan menganggap dirinya benar kebenaran dianggap kejahatan yah kita hanya manusia tugas kita hanya menjadi manusia kita bukan Tuhan yang bisa menciptakan apapun kehendak kita kejahatan tetap ada sampai akhir dunia dan air mata tak kan pernah berhenti mengalir dalam sejarah ... pahit dan jangan membuatnya seperti tidak ada bahwa semuanya diwarnai darah .... merah .... ah kejahatan .... pahit
mulailah lagi menggila-gila seperti yang pernah ada terus berdentuman seperti irama deras air hujan meledak-ledak seperti biji-biji jagung pop corn dalam panci penggorengan mari kita bernyanyi-nyanyi menuliskan kata-kata melukiskan rasa tertawa berteriak hempaskan atau pendam atau nikmati luka-luka kalau perlu meludah mari menari-nari berlarian berkejar-kejaran berayunan mari kita menggores-nggores melukiskan rasa menangkap sesuatu lalu mengungkap aku rindukan kalian mari kita menulis kata-kata...
bukan hanya seperti yang ada sungguh bukan ada sesuatu yang beda

Senin, 12 November 2001

bukan lagi memilih tapi memilah menghilangkan separuh keinginan-keinginan pada dada jangan pernah menyesal ini sebuah jalan lalui saja mawas dan tenang kerikil batu-batu dan air mengalir sebrangi rumput-rumput dan tumpuk dedaunan kering duri menusuk dada dan tertawa kamu ditertawai dan jika kau marah maka kau bukan dirimu melainkan tak lebih dari seorang anak kecil selamat menikmati karena .... tugasmu adalah mencari dirimu sebenar-benarnya dirimu dari dirimu ... utuh

Sabtu, 10 November 2001

dan keping-keping kesombongan setiap kali sedikit-sedikit kutabung hingga menumpuk-numpuk menjadi gunung dan suatu ketika nanti ia meletus keluarkan lahar dan batu-batu panas hancurkan pohon-pohon yang telah kutanam

Senin, 05 November 2001

membentur-bentur datang menyerang pada kerapuhan keutuhan diri hilang kehilangan mencari mencari tetap mencari