Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Rabu, 31 Januari 2001
Selasa, 30 Januari 2001
Minggu, 28 Januari 2001
Sabtu, 27 Januari 2001
Jumat, 26 Januari 2001
menjelang batas pergantian hari, serasa warna-warni telah tertumpuk saling menumpuk, hanya masuk dalam tubuh tak terkeruk, mungkin suatu ketika mereka akan lari ke ruang kepala, membentuk sebuah pemikiran-pemikiran, pertimbangan, ide...dan jika tak ada yang berjalan, tangan diam untuk menulis, untuk mengetik, seperti sekarang, dan sampai jumpa lagi lain waktu....
Kamis, 25 Januari 2001
akhirnya maghrib juga, sudah lama kita tak sadar akan hal ini, menikmati pergantian siang dan malam, pada sore yang petang, senja ...angin diam, hening...burung-burung kembali pulang, dan giliran serangga-serangga malam siap berlari-lari dan bernyanyi...teman alangkah indahnya hal ini...tak ada hujan, dan semuanya tenang, cukup tenang ...mereka telah siap masuk dalam ruang dalam sebuah lorong, hadapi malam...
Rabu, 24 Januari 2001
Selasa, 23 Januari 2001
Senin, 22 Januari 2001
Jumat, 19 Januari 2001
aku hanya ingin mengungkapkan
bahwa keindahan sejati ada pada kejujuran
bahwa sebagian milik kita adalah milik mereka
selebihnya adalah untuk diri kita sendiri
bahwa keindahan bukan hanya dengan memikirkan
kita sendiri dan Tuhan, tanpa menyentuh mereka
bahwa tidak semua harus disimpan
dan tidak semua harus diungkapkan
bahwa hidup itu bukan untuk tidur
bahwa keindahan pada fisik itu semu belaka
bahwa keindahan sesungguhnya ada pada jiwa
aku hanya ingin mengungkapkan
meski aku bisa menulis karena wanita
aku masih nggak suka dengan puisi-puisi cinta
aku tidak suka dibilang bahasaku puitis
aku tidak suka di bilang sebagai penyair
bahkan aku tidak suka dengan Chairil Anwar dan Kahlil Gibran
aku hanya ingin mengungkapkan
bahwa aku tak pantas disebut anak kreatif
aku tak pantas di sebut nyeni atau seniman *hah*
dan aku takut dianggap sebagai seorang pekerja
aku hanya ingin mengungkapkan
bahwa sesungguhnya dengan kata-kata saja kita bisa mabuk
ngapain kita pake obat-obatan, ngapain kita pake ganja
kalau kita bisa menikmati rasa itu hanya dengan kata-kata
yang bebas kita pilih kita teguk dan keluarkan berhamburan
aku hanya ingin mengungkapkan bahwa
tak perlu lah kita mencari nama
selamanya kita nggak akan menemukan keindahan
kalo mengerjakan sesuatu selalu mengejar nama ...
secara nggak sadar kita bikin ketergantungan pada mereka
seandainya tak ada mereka kita mau apa ?
bahwa sesungguhnya keindahan terbaik
bisa kita lakukan untuk diri sendiri
aku hanya ingin mengungkapkan bahwa
tak perlulah kita bingung dengan orang lain
karena hal terindah adalah dengan menjadi diri kita sendiri
aku hanya ingin mengungkapkan bahwa
suatu ketika diam lebih kuat daripada ledakan amarah
dan aku ingin mengungkapkan bahwa
aku tak pernah puas pada diri sendiri, dan
I HATE MYSELF *pinjam kata2 Kurt Cobain*
Kamis, 18 Januari 2001
saraf-saraf itu mulai bangun, dan mulai menangkap apa saja yang terlihat, beranjak berdiri dan bergerak, menarik udara kuat-kuat, disimpan sebentar dikeluarkan, nikmati dan hidupkan kesadaran-kesadaran, kesadaran pertama atas pernafasan, kesadaran atas kesehatan, kesadaran atas raga, kesadaran atas kesegaran, kesadaran atas udara, kesadaran atas matahari, kesadaran atas angin, kesadaran atas nuansa, kesadaran atas suasana
Rabu, 17 Januari 2001
dia seorang yang suka bercerita, sekali bercerita dia akan menggambarkan ceritanya sangat detail, dia punya memori atau daya ingat yang sangat kuat terhadap kejadian-kejadian yang terjadi disekitarnya, meski dia punya kelemahan sering lupa jika meletakkan barang di suatu tempat. dan karena keinginan-nya untuk terus bercerita ..sampai banyak orang yang merasa bosan, dan hampir semua orang yang dekat selalu menghidar dari cerita-ceritanya,...
menundukkan kepala mungkin karena sesal, ada guratan-guratan yang masih menggumpal, sungguh ada tapi tak terlihat, sungguh hadir tapi tak mengalir, gema tak ada karena tak ada yang bergetar, diam, diam saja, seharusnya semua ini tak terjadi, sebaiknya semua bisa diatasi, bukan menunggu atau menunda, tapi lakukan segera, tak harus berlari tapi berjalan, dan jangan diam -sebuah proses merangkaikan rasa dengan sikap-
Selasa, 16 Januari 2001
di mobil yang diparkir itu, lewat seorang wanita lusuh berjalan membungkuk, memanggul sekarung benda-benda yang bisa menghasilkan uang untuknya, yang biasa dianggap sampah, barang-barang buangan, kantong plastik, botol minuman, kertas-kertas kardus dan lainnya, ...di waktu ini, mendekati 12 malam, dia masih juga menyusuri jalanan kota... untuk bertahan hidup besok
"layout" baru
sebenarnya bukan layout
"bukan layout kalau cuman
nempel-nempelin gambar"
kata2 mbak tink
siang itu pergilah ia ke sebuah bank
bank itu pas di belakang gedung kampus
dan pasti disana banyak terdapat mahasiswa
dia ikutan mengantri di depan kasir
juga bersama-sama yang lain ...
perlahan-lahan dan tenang
akhirnya dia sampai di kasir
dan langsung menyerahkan buku tabungan
sang kasir menerima dan langsung mengeceknya
dan beberapa saat sang kasir melayaninya
tiba-tiba mata kasir melotot memerah
memandang dirinya tajam, sangat tajam
dia diam saja dan mengalihkan pandangannya
ke TV yang kebetulan ada di belakang sang kasir
dia pikir, ah kasir ini cuma main-main
atau memang orang sinting ....
dia tak peduli ....
sang kasir masih melotot dan terlihat
tarikan dan hembusan nafasnya saling berkejaran
dan sebentar memandang kebawah
dan mengambil sesuatu, ........
sang kasir kembali menatap dia
dan menunjukkan sesuatu
buku tabungan itu hangus terbakar ...
orang2 bingung melihatnya ....
Senin, 15 Januari 2001
Minggu, 14 Januari 2001
total total total
hadap otak hadap otak
seluruhnya utuh utuh seluruhnya
di setiap titik dan garis di tiap tiap
tanpa celah yang terlewati
tanpa ruang yang tak terjamah
"sebuah renungan untuk berkarya"
inspired by kepitink
"maaf mas-mas dan maaf pak
kalau dalam forum ini
saya selalu ngomong tidak nyambung
entah, saya sebenarnya bisa membaca
setiap kesalahan yang terjadi diantara kita
tapi setiap kali saya mencoba mengungkapkan
saya selalu tak bisa
saya bukan orang yang ahli bicara"
tapi orang-orang tetap tak peduli dan tak mengerti
Sabtu, 13 Januari 2001
mengenang apa yang seharusnya tak terkenang
haha bukan kejadian yang terjadi
selama bertahun-tahun silam,
melainkan kejadian yang baru saja terjadi tadi pagi
mengenang apa yang seharusnya tak terkenang
terjadi pada hari pada kaki yang nyeri
karena tak pernah berdiri ...terdiam selamanya
disiai. tak juga sentuh perubahan-perubahan
manusia terkungkung, manusia terpenjara ...
manusia siapa manusia ? alangkah bodohnya
Jumat, 12 Januari 2001
apakah masih ada manusia dengan hati seburuk itu | yang masih lapar dan terus lapar untuk memakan manusia lainnya | lalu bangkainya diinjak-injak dan diludahinya ... | ah Tuhan ...satu hal bukan dari sebuah pertanyaan kini terjawab | mungkin tak terbalas dan tak pernah terbalas | segala apa yang telah mereka kerjakan apa yang mereka makan | selama disini ? tapi aku tau bahwa Kau punya keadilan Tuhan | dan hanya Kau yang mengatur semuanya - segalanya - apapun - tanpa terkecuali | dan *ah aku tak mampu berpikir lagi* ...
Kamis, 11 Januari 2001
Rabu, 10 Januari 2001
Selasa, 09 Januari 2001
beranjak tidak, terus dan tetap berjalan sang waktu merambat, melalui tubuh-tubuh dan menyapa satu-satu, tak sadar banyak, memang, hanya sebuah lingkaran 24 jam, jarum bergerak dan kembali pada satu titik yang sama, gambarkan selamanya gerak waktu sampai hari akhir, dan di hari ini, di sebuah pagi, pada rumah yang tak lama bersama keluarga, aku kunjungi, lebaran, dengan kursi-kursi di ruang tamu, dan mungkin kue lebaran masih tersisa di toples, dan motor diparkir di halaman, dimana mobil-mobil dan truk-truk dan mesin beroda lain tak henti lewati, meski sepi, ... disana pagi ini malaikat pencabut nyawa telah singgah, dan mengambil jiwa seorang, yang masih dekat dengan keluarga, saudara dari kakek-nenek, semoga arwah beliau di terima di sisi-Nya, dan semoga keluarga yang ditinggal-nya bisa melepas kepergiannya dengan sabar, selamat jalan ke alam abadi alam sejati Mbah Ilik, banyak yang merindukanmu....
setiap kali dia buka pintu kamar mandinya, dia langsung bertatapan dengan wajahnya sendiri yang tertempel pada cermin menghadap hadap, dia lihat wajahnya, dia masih punya dua bola mata, bibir, sepasang telinga, hidung, dan rambut, dan dia masih punya wajah, dan dia masih punya kepala. malam itu gelap, dia buka pintu kamar mandinya, dan dia tak melihat wajahnya, lalu dia pikir wajahnya dalam cermin hanya muncul saat ada cahaya, atau mungkin wajah itu adalah cahaya ?, ah itu hanya bayangan, dia raba-raba tak juga ia temukan sepasang mata, sepasang telinga, rambut, bibir dan hidung, dia bertanya kepada sepi, dan sepi menjawab : itu bukan wajahmu ?. lalu tiba-tiba pintu tertutup perlahan, dia tak sadar hanya memandang pada cermin yang dia tempel telapak tangannya, masih juga gelap, pintu semakin tertutup, rapat erat, dia diam tak bergerak meski hanya mata, lalu tetes air dari kran mulai menetes, tetes-tetesnya terdengar pelan "tik tik tik", dia masih diam, dan tetes air perlahan mengeras suaranya "tuk tuk tuk". dia tak juga bergerak, tetes air tambah mengeras "tak tak tak" dan kali ini tetes itu bergerak makin cepat ....cepat .cepat, "tak tak tak tak tak tak tak tak" dia masih meraba cermin dengan tangan diam, tambah gila lah suara tetes air "tak tak tak domh domh domh" suaranya menggema ..."DOMH DOMH DOMH DOMH !!!!!" sampai dinding bergerak karena suaranya, dari luar kamar mandi yang dari tadi tak terdengar apa-apa, beberapa saat kemudian terdengar teriakan sangat keras dan panjang "AAAAAAAAAAAAAAAAAAA
AAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHHHHH !!!!!!!!!"......
Senin, 08 Januari 2001
jalani jalan ini
menghadap matahari pagi
matahari ada pada hadapan
betabur-taburkan kehangatan
tarik nafas panjang lalu keluarkan
terus melangkah konstan
masih terdiam gedung-gedung
dan disana sedang menyapa gunung-gunung
biru langit
kuning cahaya
mesin masih sedikit yang bergerak
awan bebas berlari tak berarak
Selamat Pagi Kota ku
Selamat Pagi Rumah ku
dalam langkah dan nafas aku meditasi
Minggu, 07 Januari 2001
meski tak rela, menutup wajah, bunga-bunga masih saja mekar, jangan takut, sayang, kotak-kotak, kita tak lagi mampu membagi waktu, dan benda-benda terserak, berantakan, tak karuan, ah bersuara semua, aku lega, ingin bilang, jangan sekarang, ada yang akan bertemu, dalam sebuah titik, buka koma, atau tanda tanya, silahkan pak, bismillah, seharusnya dimulai dari awal, bukan sekarang, setidakny masih sadar, gerakkan, satu lagi, kekiri, terus melaju, kalah, dengan mobil-mobil, bermesin, senyum, kata, jawaban, dari sebuah pertanyaan, dari pikiran, dari mata, dari gambar, bahasa, simbol, jalan turun, lurus, berbelok, haluan, suara mesin, daun-daun pohon bambu, ibu menangis, aku terharu, patah, kenapa selalu patah ?, kau tak ingin utuh ?
Sabtu, 06 Januari 2001
dia lebih gila dari aku
aku kagum pada dirinya
dia kagum pada diriku
dia mungkin
lama mengenalku
dan malam ini
aku baru mengenalnya
aku lihat dalam dirinya ada diriku
dan kadang dia lihat dirinya
dalam diriku ....
kata-kata ku yang dulu jadi nyata ?
gila ?
> begitu cepat begitu terasa
> kukira cinta tak pernah bangun
> hanya tidur abadi
> dalam hati dan dalam jiwa
> engkau dan aku
> satu...
> 20.10.2k@daw
yah pagi pasti tiba
dia datang bersama bisikan-bisikan suara
dan mengganti malam yang penuh kelam
suatu ketika tidur harus diakhiri
hati dan jiwa harus dibangunkan
karena aku dan kau satu
tak hanya dalam tidur
tapi dalam setiap warna dan suasana
waktu itu aku belum mengenalnya
"Pandanglah dunia dengan hati penuh cinta
agar semuanya terlihat indah
Jangan pandang dunia dengan hati penuh benci
karena yang nampak menimbulkan dendam dan dengki"
pak guru bilang itu kata2 orang bijak, tapi menurutku yah nggak selalu baik sih, yah apapun yang dilihat dengan hati penuh cinta memang akan nampak keindahan, tapi kalo selalu begitu malah bisa jadi yang sebenarnya jelek jadi kelihatan indah, bukannya ini malah mengurangi sebuah nilai objektifitas, dan ini yang sering menyebabkan kalo orang jatuh cinta hampir2 nggak bisa melihat kesalahan kekasihnya, sangking cintanya, semua dan apapun yang ada dan dilakukan kekasihnya akan nampak indah, meskipun itu hal yang buruk dan salah. sebaliknya ini juga sebab bagi orang yang punya musuh dimana melihat musuhnya dengan hati penuh benci maka semua yang ada dan dilakukan musuhnya terlihat buruk, meskipun ada sesuatu yang sebenarnya indah disana, yah intinya aku pikir tulisan semacam itu, kurang bagus, karena mengurangi sebuah nilai objektif, yah sebaiknya kita berusalah agar apa yang kita nilai itu benar2 objektif, dan bersikap sewajarnya....
Kamis, 04 Januari 2001
Rabu, 03 Januari 2001
sebuah ruang, keindahan, dialog dan percakapan, tentang seorang teman, yang sakit, yang luka, dan harapan yang terus saja menggantung-nggantung, terhempaskan, jangan hentikan, biarkan semua berjalan, jiwa yang inginkan sentuhan, mengapa selalu datang ragu, mengapa gemetar, jiwa tak siap hadapi sesuatu ?, ah jiwa lagi, diam, jadi ingat kata-kata mbak nuri, kira2 kayak gini "hidup mudah dengan menutup mata" makasih kata-katanya mbak, makasih radiohead
Selasa, 02 Januari 2001
redup padahal semua sudah menyala, mendung masih terlalu siang, ada suhu tinggi masuk dalam raga, demam terasa terutama pada daerah2 lekuk seperti leher, siku-siku tangan, dan siku-siku kaki, tak ketinggalan juga pusing menyerang terutama pada kepala bagian belakang, ini salah satu gejala penyakit apa a dok ?
Langganan:
Postingan (Atom)