Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Jumat, 31 Januari 2003
jiwa jiwa muda satu persatu terdampar di sebuah pulau asing yang tak pernah dikenalinya sendiri kegelisahan yang berputar dalam pertanyaan pertanyaan penuh makian dan duri yang tajam satu satu satu persatu karam di telan lautan kehilangan dirinya sendiri terkungkung kegelapan berteriak orang-orang dimakan padahal dirinya sendiri yang dilahap oleh sebuah sistem oleh sebuah aliran yah ketidaksadaran semakin menggila jiwa jiwa rapuh kehilangan jiwa kosong hampa berjalan dalam putaran dunia menyebut nyebut kedamaian tapi tak pernah damai mengutuk kutuk peperangan tapi dirinya belum pernah merasakan lapar kehidupan semakin mendistorsi disana sini tak ada yang dipegang semuanya hanyut dalam gelombang ke utara ke selatan ke timur ke barat daya tuhan selamatkanlah anak-anakku !
Kamis, 30 Januari 2003
Selasa, 28 Januari 2003
kau adalah seekor kupu-kupu yang terperangkap dalam jaring laba-laba ketika perutmu lapar belum makan seharian terbang tergesa menuju bunga-bunga kau baru saja melihatnya yah inilah negeri kita pepohonan tak lagi berbunga hanya sedikit dan tak segar begitu susah mencarinya tetapi jaring laba-laba telah menangkapmu belum juga kau sampai pada bunga-bunga itu kedua sayapmu yang unggu terus mengepak-kepak tak terdengar kau cemas menghadapi kematian tapi laba-laba yang punya jaring itu belum kelihatan entah apa saja yang kau bayangkan pada saat itu mungkin beberapa waktu lagi tubuhmu dililit benang-benang kematian kemudian dilumat dalam perut laba-laba yang hitam dan gemuk tapi kau terus saja mencoba meski hampir putus asa ah untunglah tiba-tiba dahan kering jatuh merusak jaring itu kau pun ikut terjatuh tapi bisa lepas setelah terhentak tersentak setelah capai mengepak ah sekali lagi Tuhan menolongmu !
Sabtu, 25 Januari 2003
di akhiri dimana ? air-air telah datang diantar angin semua manusia tersenyum tatapannya kosong semuanya tak saling kenal mereka ada dimana mana memenuhi jalan raya gedung gedung dan rumah semuanya kosong ditinggl penghuninya hanya para bayi yang bisa tertawa matanya tak hampa dan terus bertanya apa yang terjadi dengan manusia
Kamis, 23 Januari 2003
maka tutuplah wajahmu dengan kedua telapak tanganmu ketakutan ketakutan yang tak kau tau darimana berasal telah tiba mengelilingi kita yah kita takut pada sesuatu tapi tak tau apa mungkin mungkin saja kau masih sangat butuh pelukan pelukan itu aku pun begitu tak juga beda denganmu yah apa bedanya aku dan dirimu dan sejak kapan kita menggunakan kata perbedaan itu perjalanan kita sama perahu kita sama gelombang dan ombak kita sama matahari kita sama biduk dan bintang bintang kita semuanya sama lukaku adalah lukamu laparku dalah laparmu airmatamu adalah airmataku airmata kita perih kita ketakutan ketakutan kita
satu langkah yang telah terjegal kita sempat lupa darimana kita berasal pada bening cahaya kita tak bisa melihatnya lagi barangkali kita telah kehilangan energi yang sejak pagi kita dapat dari matahari tetapi kapan kapan kita meninggalkan lautan pasir ini beribu debu terus menertawai kita sungguh kita tak sabar tuk menyiramnya dengan air sesampai kita di telaga tetapi kapan kita sampai disini semua tak ada hanya bayangan bayangan yang buram barangkali fatamorgana dengarlah ada yang harus kita hentikan ada yang harus kita endapkan disaat semua telah hilang dan memang semua harus hilang waktu menungguku waktu menunggumu
Rabu, 22 Januari 2003
warna kata-katamu hanyalah kegelisahan kebimbangan dan ketidakjelasan bukan ungu atau biru juga bukan merah atau jingga setiapkali kita menatapnya nafas kita seperti tertarik kedalam sebentar kemudian dihembuskan dengan desah gelisah juga sejujurnya aku lebih suka kata-kata mereka yang vulgar liar dan selalu berterus terang tetapi kita tetaplah kita dan mereka tetaplah mereka segala yang membentuk terbentuk menjadi kata-kata akan menjadi angin atau awan atau hujan tetapi tak pernah ada api karena akan padam diam lagi lagi diam semuanya stagnan
oh berhenti disini bercak-bercak gelisah bimbang seluruhnya kau lihat dirimu dari jarak lima langkah dan kau mulai mengenali bahwa dirimu tak seperti yang kau kira segala yang tak suka ada di tubuhmu kemudian kau berhenti berjalan memanggil semua yang pernah kau kenal tapi mereka tak menyahutmu keheningan selalu menjadi titip pemberhentian sementara suara-suara itu terus ada dan isi kepala berlarian kemana-mana tentang kerinduan tentang segala yang belum dikerjakan kau muak di terjang beribu-ribu tanda sesuatu yang bernama cinta suatu ketika kau melihatnya segala yang mati hidup kembali dan segala yang hidup mati mereka yang bergaun putih berjejer senyum padamu di jendela di kamar mandi pepohonan dan rerumputan malam hari siang sore atau pagi kemudian kau ucapkan berkali-kali nama kekasihmu sampai kau terkepar terkelepar dalam becek tanah setelah hujan kehidupan semakin rapuh suatu hari kelak tak pernah ada hujan segala ketidakbenaran menjadi benar kaki dan tanganmu patah juga seluruh manusia tak kan bisa berbuat apa-apa ketidaknormalan merajalela yah ketidaknormalan merajalela
Selasa, 21 Januari 2003
Kamis, 16 Januari 2003
Rabu, 15 Januari 2003
kepada kekasihku :
kita masih saja tertindas
muka-muka dengan mata sebelah
jiwa-jiwa dengan ruang sebelah
memandang kita sebelah
kita telah seringkali di campakkan
diinjak dan dilemparkan
dipaksa mengelesot ke tanah
jika berhadapan dengan mereka
kita memang belum punya apa-apa
belum bisa membawa apa-apa
dan juga belum bisa membuktikan apa-apa
tapi keyakinan kita tetaplah sama
kita telah memilih jalan ini yang tak mungkin salah
kegelisahan kegelapan masih jelas menutupi
wajah kita jika menatap mereka seluruhnya
mereka telah pasang ribuan duri-duri tajam
pada sebuah papan besar dan di gosokkan ke hati kita
betapa perihnya ? kita telah sering merasakannya
kekasihku hari ini aku menyimpan rasahia padamu
menutup mulutku agar semua tak sampai masuk telingamu
tapi kenapa kau selalu tau
Minggu, 12 Januari 2003
Jumat, 10 Januari 2003
maka jangan sekali-kali kau dekati segala ketidakjelasan jiwa-jiwa penuh kegelisahan melambai-lambai memanggil dan mengusik jiwa-jiwa kita, kita sempat tertarik dan terpuruk oh ... kesunyian menjadi benar-benar rapuh terkoyak berulang kali ... hayalah kekeringan pucat pasi mewarnai segala suasana kita tertampar ... lantas jangan sekali-kali kau dekati segala ketidakstabilan sebab semuanya bergoncang-goncang mengaduk segala isi dalam jiwa bahkan perut kita ... kemudian terus saja lapar terasa ... mereka telah mengajaknya ... sebab mereka selalu dahaga
Kamis, 09 Januari 2003
Selasa, 07 Januari 2003
Senin, 06 Januari 2003
seandainya mata binasa tertancap duri panjang tajam tajam tak gerak tak hentak terdiam menyanyikan uuuuuuuu yang bisu yang gagu lantas oooooooo kosong lenyap hampa tak ada yang binasa sebelum terbata bata mengucapkan kata aaaaaaaa setelah mata patah mata patah mulut pun tertarik ke dalam e arah tenggorok laring brongkia dan paruh fffffffffff apa yang bisa ia perbuat sopo seng nandur sopo seng ngundu ah distorsi telah terjadi meski hanya lewat tapi telah mengergaji semua kata kata binasa maka binasalah semua kata kata tak hanya tak kaya semua u a i o menunggu
Sabtu, 04 Januari 2003
dan penghianatan itu terulang untuk kesekian kalinya kesadaran tak bisa mencegahnya tak ada perlawanan tak ada peperangan segala kehendak yang dibiarkan saja bergerak tak tertahan tanpa kendali yah penghianatan itu terulang untuk kesekian kalinya meski tau tentang hukuman yang pantas atas segala yang telah dilakukan tapi penghianatan itu terulang dan terulang penyesalan hanyalah akhir yang selalu terkalahkan sejak awal lantas penyesalan itu suatu ketika tertawa memekik mungkin menyayat seperti sayatan pisau pada keju atau mentega siapa yang bisa mencegah selain dirinya sendiri siapa
Jumat, 03 Januari 2003
sebuah pertemuan hampir membersihkan seluruh isi pikiran tak ada kesadaran kita dirinya ada di posisi mana kenangan masa silam ramai-ramai berdatangan mengaduk-aduk dimana titik-titik itu dia tak tahu pertemuan yang selalu melahirkan kegelisahan dari segala cinta yang tak pernah sampai kecemburuan-kecemburuan yang tiba-tiba menggila menari seperti bara didepan mata tertahan lalu menamparnya sampai pingsan terdesak sesak melankoli berkepanjangan ah sudah semua sudah apa kabar hai cinta pertama mengapa dia sempat memakinya tapi sebuah pertemuan melahirkan malu cinta yang sejati telah mengingkatkan tak boleh membawa segala dengki dengan segala alasan ia mencintainya dulu dan pertemuan itu mengingatkan kenangan-kenangan biru dimana kekasihnya dimana kesejatiannya semua tak hanya tenggelam bahkan tak tersisa tapi waktu yang melepaskan semuanya tenggelam tak lagi keresahan keresahan menampar semua tenggelam dalam wajah wajah dingin terbawa angin bahkan semuanya tak mungkin biarkan saja kekuatan kekuatan yang saling sembunyi dibawanya sampai mati karena seperti magnet yang memiliki energi berlawanan kekasihnya telah menunggunya pulang ia mencintainya ia memilikinya lantas terlukis dalam pelukan pelukan setiap malam tanpa gerakan hanya getaran kehangatan menghubungkan mereka dalam mimpi tertidur dan pelukan tak pernah terlepaskan terimakasih tuhan selalu berilah terang
yah tetapi itu sama saja dengan membunuhnya sebab segala yang terjadi tak bisa tanpa kehendak darinya dan segala kehendak tak akan terjadi tanpa gerakan dari dasar gerakan manusia pada kehidupan hingga menuju akhir dari yang terakhir sebab kematian adalah jalan terakhir sebelum perjalanan selanjutnya dimana kita tak bisa bergerak lagi hanya mengikuti segala yang pernah kita kehendaki berarak membawa kita kepada siksa atau bahagia
pada suatu ketika mereka saling mengenal dan percakapan percakapan itu berjalan satu diantaranya bukan berkata-kata seperti bahasa yang manusia miliki hanya teriakan teriakan yang bersih dari seorang bayi dan mata yang penuh harapan penuh permohonan masuk ke dalam jiwa kedalam hati teringat terindukan
Langganan:
Postingan (Atom)