Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Minggu, 31 Desember 2000
mencair sajalah dalam sebuah ruang karena kau dan kita adalah partikel-partikel dan bagian agar kita bisa jadi sebuah larutan bersenyawa bersenggama berdifusi osmosis seperti dua cairan bersifat sama namun beda unsur-unsur kimia-nya karena kita sudah lama tak berjumpa dan hari ini mungkin tak akan terulang
aku atur semua
bukan yang sisa
melainkan yang masih
akan aku kunyah
disini bersama
hadapi semua sama
hanya saja ada yang cepat
dan ada yang terlambat
separuh sudah
bukan yang sudah aku sentuh
semua bagian sudah aku jamah
hanya separuh yang masih
aku cerna
dengan jemari
aku geser semuanya
ke pojok bawah-kiri
aku atur semuanya
aku kunyah
aku cerna
Kamis, 28 Desember 2000
sebenarnya ini ditulis tanggal 2 januari 2001
tapi cocok juga kok disimpan di tanggal ini
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Selama ini...
Bukan tidak mungkin
Diantara Kita...
Tercipta kesalahan-kesalahan
Entah itu yang kelihatan
Atau yang masih tersimpan
Juga bukan tidak mungkin
Satu diantara kita...
ada yang pernah merasa sakit
tersinggung, bahkan marah
karena ulah
satu diantara kita yang lain
Entah itu disengaja
atau tidak disengaja
Dan di bulan Syawal ini
yang penuh kemilau
bintang-bintang Maghfirulloh
Seperti yang Tuhan ajarkan
agar kita kembali pada fitrah
kita saling memaafkan
meski tak sempat lewat jabat tangan
hanya dengan ketulusan
dan sentuhan-sentuhan hati
kita...
Dengan kerendahan hati
zaM memohon maaf
atas semua kesalahan
baik lahir maupun bathin
dan semoga kita
kembali kepada suci
aku rindu kalian
Selamat Tahun Baru juga deh =)
02/01/2001 hari pertama masuk kerja
Rabu, 27 Desember 2000
sebulan itu cepat berlalu, atau kita yang berlalu ?, mereka ataukah kita yang berjalan, itu maksut pertanyaan ini, berhenti, aku mengerti ini masih basa-basi. hari ini, jika memang benar-benar suci, langit dan bumi menyelimuti semuanya, dan membawa pada suasana, jernih, dengan tangan-tangan yang saling bersalaman, dengan hati saling bermaaf-maaf-an. Tuhan, Kau sungguh mulia, dan memang maha mulia, sebulan yang berlalu {atau kita yang berlalu ?} Kau penuhi dengan perintah-perintah {sebenarnya terlalu kasar memakai istilah "perintah" kesannya Tuhan itu jadi seperti kasar, padahal semua yang Tuhan Firmankan adalah arah pada jalan kebenaran, pada keindahan yang manusia inginkan, yang sejati, abadi, bukan maya apalagi misteri} penuh bentuk untuk memepererat hubugan-Mu dengan makhluk {makhluk berasal dari bhs. arab yang berarti "ciptaan" sedangkan Tuhan sebagai pencipta, memiliki istilah "Kholik" yang berarti "pencipta"} meski tidak semuanya, masih ada perintah zakat, sodaqoh, amal dan lain untuk sesama, dan di hari ini, jika memang berhasil, sebulan kemarin semua hal manusia dengan Tuhan, jika memang terselesaikan, dalam hal ini adalah dosa-dosa yang terhapuskan, tibalah waktunya manusia saling memaafkan agar dosa diantaranya bisa terhapuskan, dan jadilah hari ini hari yang fitri, yang suci...bahkan seperti kesucian manusia yang baru terlahir di bumi, semoga kita adalah sebagian dari mereka "amin".
Selasa, 26 Desember 2000
tetap tak teratur
tik tik tik
tubuh berdiri pada ujung
sesekali tengok ke belakang dan depan
ke kiri dan ke kanan
sampai kini sentuh batas
dari dua dunia, dua cahaya
sebut juga nama-Mu
diantara kebisingan dan ledakan
gemuruh awan berarak bergerak
semakin keras dan semakin keras
sungguh Tuhan, Kau tak pernah ajarkan itu
ini sama sekali bukan fitrah
astaghfirulloh, merusakkah ?
sementara aku tak terima
hanya bicara dan marah pada hati sendiri
berlayarlah kapal-kapal penuh setan
dan perahu-perahu berlabuh
bawa kekuatan dari hati yang rapuh
sementara mereka hura-hura
sementara mereka yang lain hanya menonton
dan memikirkan perutnya yang sehari belum terisi
malam yang kejam untuk sebuah penyesalan
manusia-manusia dengan baju-baju lusuh
penuh debu dari berbagai sudut-sudut
yang terus terpinggirkan pinggiran
dan terus bertanya
"Tuhan adilkah ini, Tuhan adilkah ini ???"
diucapkannya berulangkali
orang-orang telah gagal memasuki sebuah ruang
hanya melewatinya tanpa mendapat apa yang terlihat
sadar kah ??? semua yang kau lakukan malam ini percuma
hura-hura bukan ajaran agama
nyalakan suara sekaras-kerasnya
hingga pita suara di tenggorok terasa gatal tuk bicara
besok
malam semakin kejam *aku tak kuat untuk mengumpat*
ini saat orang-orang untuk istirahat
setelah sehari mereka keluarkan keringat
dan Tuhan memberi kepada siapa saja yang mau berusaha
bukan hanya kamu, tidak, meski Tuhan maha penyayang
atau malah kau tak tau ?
hanya bisa berharap
hentikan semua ini
sudahlah tidurlah
simpan energi untuk besok
simpan energi untuk orang-orang yang terinjak
yang biasa diludahi, mungkin kau ikut kau ludahi malam ini
Senin, 25 Desember 2000
kutulis sajak ini
untuk teman-temanku yang nasrani
Malam Natal
baru saja mentari pergi
masih tersisa
saputan jingga
di ufuk senja
dipucuk menara gereja
bel berdentang berkali-kali
bawa kedamaian
dan suasana reliji
untuk umat nasrani
aku lihat gereja-gereja penuh
orang-orang terlihat sampai di pagar
membawa injil dan bernyanyi
aku ingat teman-temanku
seharusnya malam ini
mereka pergi ke gereja
seperti juga mereka
bersama teman atau bersama keluarga
bawa seberkas sinar dan cahaya malam kudus
malam kasih ....
Selamat Natal
teman-temanku
yang merayakan
mas Yustinus, Billy, Stefanie, Rani, Susan, wita
juga untuk yang lain
malam ini aku masih sholat tarawih
dan berniat untuk puasa besok
mungkin hari Ramadhan terakhir tahun ini
Minggu, 24 Desember 2000
Sabtu, 23 Desember 2000
Jumat, 22 Desember 2000
perlahan hilang dengan sendirinya, bercak-bercak pahit pelajaran besar untuk terus melangkah, harapan bukan impian, pernah bayangkan suatu ketika melalui jalan lurus halus tanpa sesuatu yang mengganggu, seperti kerikil-kerikil atau batu, sukurlah, pertahankan hari ini sudah mulai temukan...tak banyak ucapan semoga gini semoga gitu, yah seperti kata-kata yang sering terdengar dan dipakai, aku tau, lebih tepat aku rasa, kamu udah berubah
Selamat Ulang Tahun yang ke-19 tahun
buat seorang teman yang pernah
memberi pelajaran besar untukku, *ria*
apa yang sebenarnya terjadi dengan tulisan dibawah ?, aku tak pernah membayangkan yang terjadi hari ini, yah aku selalu berusaha mengurangi mimpi-mimpi yang terlalu tinggi, atau yang paling tidak seperti ini, karena ini bukan termasuk fantasi, ini lebih dekat dengan hal nyata, sedang mimpiku benar-benar mimpi yang tak kan tak kan mungkin terjadi, hahaha apa susahnya aku membayangkan bumi ada diatas dan langit ada disamping kiri, bumi bukan lagi bulat tapi kotak, hahaha semua mungkin saja terjadi dalam mimpi, stop, ada yang menonjol dari perbedaan2 yang di dapat di tulisan bawah
beras # makanan kecil
rumah # perusahaan
zakat # parcel
apa yang terjadi zam, kamu tuh mesti bersyukur, bener2 bersyukur, ama Tuhan. ada sisi disini yang lebih dan yang kurang, cari saja sendiri, ok jangan pernah berhenti jangan penah berhenti lakukan hal yang lebih bukan berarti berlebihan tapi nilai yang lebih, mengerti cari saja sendiri
kalau 2 tahun yang lalu
menjelang lebaran
aku keliling kota
bersama teman
siang-siang
pakai motor
bawa beras beberapa kilogram
dibagi kerumah-rumah
yang suda dicatat
oleh pak guru agama
aku bantu bagi zakat
hari ini
juga menjelang lebaran
bersama teman
siang-siang
pakai motor
bawa makanan ringan beberapa kilogram
dibagi kekantor-kantor
yang sudah dicatat
oleh pak boss
aku bantu bagi parcel
*di posting pake iMac, baru kali ini make =)*
aku keliling kota
Kamis, 21 Desember 2000
dari mana harus dimulai, sudah berpikir semua sebaiknya mengalir, maka harus mengalir, apa yang kau pikir itu yang kau kekeluarakan. beberapa menit yang lalu, bahkan kurang dari itu, beberapa detik. ruang gelap ingin nyalakan lampu, matahari harus dinyalakan ? bagaimana seandainya jika matahari bisa diatur nyala terangnya, mati hidupnya dengan hanya memencet tombol "on/off" orang dengan senangnya menganti suasana yang mereka inginkan, jika ingn siang tinggal klik "ON" maka siang, jika ingin malam tinggal klik "OFF" maka malam, ah surabaya sungainya lebih besar, lebih dalam dan lebih banyak mengandung zat-zat kimia, jika dibanding dengan sungai-sunga kecil, curam, deras dan juga kotor disini, ooohhh...burung-burung itu berkicau lagi...dan kini hilang, hanya suara ciptaan manusia, berisik, manusia=berisik ?, musik ?, rapi dan berantakan, ini menulis tentang apa ? kacau, kotak tak berisi, kosong, bisa dibuka dan ditutup, siam, suara manusia lewat mulut, membosankan, tas buat banyak di pabrik bau bahan, dan suara di tangga, dan suara sendal jepit masih basah, terus terang aja aku rindu pada dirinya, siapa dirinya ? itu tak mungkin, mungkin semakin jelas keputusan kemarin, dimuali saja atau diakhiri saja, oooh lupa, manusia tempatnya salah dan lupa, ada yang terlewatkan, oohh apa yang mesti bibir ucapkan, tak ada sebelum tangan bergerak, kerjakan sesuatu dan selesai, tanpa berucap, dan dan dan, hanya ...fokus satu titik tujuan, apa yang kau bicarakan ? aku sama sekali tak bingung menulis ini smeua, mungkin saja yang membaca bingung, yah ini diriku, kenapa bingung dnegan diriku, ini biasa, tapi tak bagus mungkin terlalau ego ?, oh teringat lagi seoarant teman masih menanti mungkin sampai bosan, tapi tak mungkin dia amat sabar, ohh teringan lagi sebuah jalan yang berputar mengelilingi taman, dan sepeda dan jaket, dan adik kecil, ooh teringat lagi ruang taum yang berantakan, terianga apa lagi, tubuhmu sama sekali tak bergerak, bisa dibilang *terlewatkan* yah kamu lebih terbatas daripad aorang dipenjara, lebih terbats adaripada mereka kalo kita bicara tentang ruang, kamu hanya duduk di kursi, sementara mereka setiap hari berkeliling mungkin, ada yang di kerjakan, diam ...burung-burung bernyanyi lagi, dan tetepa seperti kemarin, ada suara mesin, apa yang harus di tulis ? ada yang bicara, dan lebih baik dari semua itu adalah diam, hanya diam, tanpa cari sebuah gumpalan yang mengontrol hidup itu kata guru, dia lebih dulu dari otak, yah karena kita punya, kenapa kita mencarinya, kita serakah ?, dan tanpa kesadaran semua tak terasa, intin dari semua ini adalah ada yang harus diperbaiki, yah hentikan, jangan terusakan menulis huruf-huruf dan seterusnya, kasihan, kamu bisa senyum dan tertawa seperti dia, jika ada waktu untuk itu, kenapa musti dipaksa ?
Rabu, 20 Desember 2000
Di ujung hari ini aku ingin memuja-Mu bersama daun-daun pepohonan serta rumput-rumput segar hendak bergerak-gerak, Kau yang maha suci, sedang kami yang penuh dosa, Kau yang maha mencipta, sedang kami adalah ciptaan*makhluk*-Mu, seperti juga tumbuhan, hewan, jin dan malaikat, sama adalah Kau semua yang ciptakan, meski jelas diantara makhluk itu berbeda, Kau yang maha besar, kau telah ciptakan daratan, lautan dan menyatu dalam satu planet bumi, yang berputar, Kau ciptakan bulan yang juga menemani bumi, sampai tahap ini sungguh aku tak bisa membayangkan betapa besarnya Kau Tuhan, belum lagi ini masih dangkal, aku belum berpikir tentang apa yang ada dan lebih besar dari itu semua, yah Tuhan kau yang ciptakan bintang-bintang yang satu demi satu diantaranya jika diukur dari bumi berjuta tahun perjalanan cahaya, Tuhan aku tak bisa membayangkan, berjuta-juta tahun tak sebanding dengan usia manusia, bahkan tak sebanding dengan berjuta generasi manusia, Tuhan kau juga yang ciptakan malam dan siang, dan semua berputar, bulan pada bumi, bumi pada matahari, bersama planet-planet lain yang tak semua belum juga kami puas menjamah, hanya bulan dan mars saja, manusia baru menyentuhnya, dan kemudian matahari berputar pada galaksi, dan bintang-bintang, satu bintang adalah matahari bukankah demikian ? dan satu matahari dikelilingi planet-planetnya, berapa milyar matahari yang kau ciptakan yaaa Tuhan, Kau yang maha kuat dan kami yang lemah, pada panas matahari kami punya daya tahan terbatas, kami tak mampu memandangnya lama-lama dengan mata kami *yang juga kau ciptakan*, yaaaaa Tuhan, semua yang bis adi jangkau manusia di angkasa luar itu, baru lapis pertama ?, belum lagi yang kedua, tiga, samapai ke tujuh ?, seperti apa Tuhan, aaaaakkkhhhh kami terlalu kecil, dan tak sedetik pun Kau lepas mengontrol kerja mereka, pada angkasa, galaksi dan bintang-bintang, pada planet-planet yang terus berputar kelilingi matahari, pada pergantian siang-dan malam, tak ada yang tak mungkin bagimu Tuhan, kalau kau hendak menghancurkan bumi, Kau bisa melakukannya sekarang, tanpa menunggu berjuta tahun lamanya seperti ciptaan-Mu yang bodoh, karena membuat nuklir untuk memusnahkan manusia, saat perang seperti lalu, dan tak lepas pula Kau mengatur setiap detak jantung manusia, juga hewan-hewan yang lain, dari gajah sampai yang ber-sel satu, bakteri, virus, juga cacing tanah, Hanya kau yang yang mengatur setiap pernafasan, peredaran darah mereka, detak jantung, denyut nadi, metabolisme, pencernaan, setiap makhluk ciptaan-Mu, setiap manusia, tumbuhan dan hewan, serangga, burung-burung, mamalia, ikan... sejak lahir hingga mati, disini, disana, dimana-mana, berapa milyar aaaaahhhh terlalau rumit bagi perhitungan manusia, Tuhan kau juga yang megatur semut itu berjalan berbaris-baris, mereka tak hanya hidup di meja ini, di tembok itu, di ruang bawah, ruang atas, jalan raya, pasar, hutan, semak belukar, negara, benua dan seluruh dunia, itu hanya semut, belum lagi makhluk yang lain, Tuhan hanya kau yang maha besar dan maha segalanya, hanya kau yag mengatur sendiri semua ini, Kau lah yang tunggal, tak beranak dan tak diperanakkan, Kau yang maha satu, yang maha besar, Tiada tuhan yang lain selain Kau yahhh Tuhan,..........
Selasa, 19 Desember 2000
Senin, 18 Desember 2000
tak puas ingin ulangi lagi sampai tiga kali, mungkin rindu juga tak memainkan ini, betapa kuatnya arti "mengalir saja" ah pasti tak harus selalu dijalankan, pasti ada yang tak difungsikan, pada waktu-waktu tertentu, ayo kita pikirkan, kita dibuatkan Tuhan sebuah otak untuk kita manfaatkan, untuk berpikir, ayo cari-cari sesuatu dari sana
gerombolan, sekumpulan, orang-orang usia muda, labil pada jiwanya, mencari diri dan arti hidup, yang pada akhirnya terjebak, tak jadi dirinya sendiri, hanya mencari hati orang lain, dangkal isi pada otaknya, rendah kapasitas berpikirnya, cepat-cepat saja, tak peduli yang seharusnya di pedulikan, tak wajar menganggapnya wajar, jelas jauh dari sesuatu yang jelas ada pintu sangat lebar mendekatkan dua diantaranya, kemana keluarga, kemana anak-anak orang tua, astaghfirulloh, ini bukan amerika ini indonesia teman...
yang seharusnya bergerak, lama sudah tak jalankan tugasnya, hanya diam memandang, berangan-angan, menunggu dan memaksa untuk ditunggu, hanya diam garuk-garuk pada bagian tubuh yang mulai gatal, membiarkan semuanya berantakan, siapa yang tau siapa yang mau, ini sungguh kabar yang buruk, malu tuk ungkapkan...harusnya...
Sabtu, 16 Desember 2000
para pengemis dan orang-orang jalanan belum berhenti [disela oleh voltron] selamat tinggal my drum shag tersayang.... see you minggu sore... [/end of sela] bergerak, disimpang-simpang jalan diantara kendaraan-kendaraan, menghitung pergantian lampu merah, hijau dan kuning, bergerak di kampung-kampung orang-orang lebih mampu, dari rumah-rumah kumuh yang jarang tersentuh, orang menilai mereka lebih dekat dengan bawah ? dengan sampah ?, orang menilai mereka lebih dekat dengan penyakit ? penyakit ? penyakit, persetan dengan orang2 seperti mereka, persetan dengan mereka, toh banyak orang kaya tak berumur panjang, masih usia 40-50 sudah keok dan sakit-sakitan, tiap hari pulang pergi ke rumah sakit, atau sang dokter pribadi sendiri yang datang kerumah mereka, padahal mereka tiap hari makan sayur-sayuran dan buah-buahan penuh vitamin, dan mereka sangat mengerti tentang kolesterol dan segala tetek bengeknya, tapi mengapa mereka banyak terlalu cepat sakit ? mereka stres ??, adakah kau lihat kenikmatan pada kehidupan bawah ? adakah kau lihat kenikmatan pada kehidupan atas ? bukan masalah fisik, bukan materi, sekali lagi bukan, kenikmatan sejati bukan pada materi, apa yang terjadi ? apa yang terjadi ? apa ? siapa yang peduli ? siapa yang peduli ? siapa ? *ada meeting akhir tahun sampai jumpa besok*
Jumat, 15 Desember 2000
celah pada jendela, masih juga masuk udara dan cahaya, dan di luar itu dedaunan basah hijau-hijau dan kuning karena sinar mentari hampir beranjak pergi, sesekali sisah air hujan yang menempel pada genting, turun menetes-menetes, pelan, dan sayup-sayup suara dari langgar, anak-anak sedang bersiap buka puasa, *oh aku terlalu sering mengungkap tentang senja* beberapa menit yang lalu telinga mendengar kata "memori", ah sebuah kata yang sangat indah, meski sebenarnya yang mengucapkan itu untuk menyebut benda bagian dari komputer, ah tapi sekilas itu pikiranku tiba pada hal lain, "memori" ....memori adalah kisah, memori adalah endapan sejarah, adalah lukisan yang terbentang pada dinding hati, *pas detik ini aku meminum air putih di gelas mug, yang dari tadi aku taruh di samping monitor sambil menunggu maghrib tiba* ahh... lupakan saja tentang memori...hampir tak ada yang indah yang terlukis disini, mungkin ada tapi tertutupi kegetiran yang telah melumuri hampir sebagian hati, ah hentikan berpikir tentang itu...tak kan ada keindahan kalau kita tak berjalan.. apa yang kau maksut ? aku sendiri tak mengerti...aku tulis ini tanpa makna yang besar..hanya mengapung dan mengalir, tak tenggelam...nikmati saja....*aku ambil lagi gelas mug, lalu aku minum air putih itu lagi*
Kamis, 14 Desember 2000
makasih pak, makasih bu, mmm aku sangat lapar sekali. pak, buu bolehkah aku meminjam handphone-mu, barangkali aku akan kenyang jika aku menelpon pakai handphone itu, ahh tubuhku sudah cukup lemas, aku tak kuat lagi mencari putung rokok yang berserakan di pinggir-pinggir jalan, kadang aku mendapat putung-putung rokok yang masih segar, masih basah kena ludah sang perokoknya, biasanya putung seperti itu aku dapatkan di depan restoran, ah pak buuu sebentar lagi aku gila, tunggu saja, cepat serahkan kunci mobilmu aku ingin meminjamnya sebentar saja mobil sedanmu, aku ingin berkeliling kota menimkati jalan-jalan kota sebelum aku gila, karena sebentar lagi aku gila, pak..buuu kalau tak mau, penjami saja aku mobil, biar yang nyupir pak sopirmu, biar aku duduk di belakang, sambil bercerita, mengenang kisah-kisah lamaku dijaman perang, aaahhh sepertinya aku sudah semakin gila, paaakkk buuuu, apakah bapak ibu punya anak perempuan ?, bolehkah aku menikah dengannya, bukankah sebuah keindahan jika seorang putri kaya menikah dengan pemulung yang dekil seperti aku ? hahahahahah indah sekali Tuan, indah sekali Nyonya ....pak buuuuu cepat bantu aku paaakkk, belikan aku ganja, belikan aku narkotik, atau sabu-sabu atau semacamnya, paaaakkkk aku ingin merasakannya,...buuuuu sebelum aku gila aku ingin merasakan nikmatnya racun, aaaahhhhh aku belum pernah sama sekali merasakan, tiap hari aku hanya dapat Rp 1500,- jarang lebih dari itu, itu saja aku anggap udah banyak, jika aku baca di sobekan koran-koran *aku bisa baca dengan mengeja pelan* kabarnya anak-anak dari golong bapak ibu biasa mengunakan iu yah....aaaahhhhh sepertinya aku semakin gila, pak buuuuu , nyoanya,....tuaaannnn cepat ajari aku dunia internet, aku ingin membuat e-mail, katanya jaman sekarang kalau orang belum punya e-mail akan ketinggalan jama, paaakk buuuu .... ah aku semakin gila, yah aku semakin gila *aku tersenyum2 sendiri dengan cukup bersemangat yang jelas kelihatan kalo dipaksa, karena aku masih lelah* heheheheheheh aku mau bernyanyi ... oh oh oh oh .... aku aku aku aku lupa kalo aku lapar, paaakkkk buuuuuuuu ayoooo paaaaakkkk buuuu, nyonya, tante ini dunia siapa......ini dunia siapa, inikah dunia, duniakah ini, ini ini ini ini ini, duniaaaaaaa, inikah, dunia aaaahhhhhhhh.................dan seterusnya ngawur ngawur gawur
Rabu, 13 Desember 2000
20 Juli 2000 *Yang Tersisa dari Jogja*
01. pagi-nya, nyampai di UGM
larutan jiwa kental pekat
berbicara dengan tarikan dan hembusan nafas
sungguh inilah penyebab
mengapa denyut jantung terasa kuat
ada akhir dari semua itu
saat semua mencair dan mengalir
seolah membasahi raga
dalam dada detaknya kian lemah
ini tubuh, tubuhku
bukan langit membentang biru
ini suara, suara tubuh
bukan kicauan burung-burung liar
ada sedikit pemaksaan
menahan rasa tenangkan resah
sedang suara-suara mulai tiba
berbicara apa saja
suara mulut manusia juga suara-suara
kendaraan di tempat parkir
nyanyian alas-alas sepatu
terdengar begitu merdu
02. beberapa menit kemudian
bersama jam tangan
dia bergerak tanpa jarum detik
jadi terlihat selalu tenang
yang melihat...resah
waktunya hampir tiba
hampir saja...mari kita tutup disini
sampai jumpa...
03. siang-nya sepulang ujian *di bis kota*
orang-orang bercerita
tentang perjalanan panjang
sebelum semuanya berakhir
dan dilanjutkan generasi lain
penuh dengan tanjakan
tak banyak yang lebih mampu
lebih banyak yang tertakdir jatuh
disini, didunia...
dimana semua belum berakhir
sedang kita masih muda
hari ini kuharap semua berakhir
atas akhir dari sebuah jawaban
impianku telah teraih
atas akhir dari kebimbangan jiwa
Tuhan, aku berharap dan berdoa kepada-Mu
di bis kota yang kuharap terakhir
ini adalah perjalan
menelusuri kota
diantara rimba jalan raya
aku duduk bersama mahasiswa
dan anak-anak TK
ini mentari jogja
dan suara kondektur bis kota
Amin....
persimpangan jalan, warung makan, pom bensin, pintu keluar kampus, mahasiswa-mahasiswi, mikrolet, tawa, ceria, sudah tak usah peduli pada yang dulu mengisi hati, berpikir, berjalan, genangan air, mobil motor saling selip-selipan, tikungan, tas dan buku-buku, wartel, toko kecil, kost-kost an, mini market, foto copy, warnet, sudah berapa kali melewati jalan ini, lebih sering ada di belakang, ikut saja meski benci kebut-kebutan, diam, indah, manis, rangkaian kata-kata ini hanya rangkain ungkapan yang menjenuhkan dan membosankan....
Selasa, 12 Desember 2000
Kepada Seorang Teman
6 Agustus 2000
Ada sebuah cerita yang sebelumnya tak ada
membuat pikiran menduga-duga
dan yang seperti sebelumnya
itu semua salah...
Cerita itu ada dan ini kisah nyata
tentang derita dan air mata...
Aku dengar suaramu
rasanya kamu sedang sakit
"Aku baru saja menangis", katamu
lalu kau bicara aku mendengar
kamu mengungkapkan, aku merasakan
Pedih dan perih rupanya
silih berganti mewarnai hati
lalu tak ada yang kuat menahan
air bening mengalir dipipi...
Ini hari yang biru dan kelabu
merubungi seluruh isi kalbu
[break : lalu apa yang aku inginkan ??? aku macet menulis]
Teman...
Aku harap kamu punya teman
untuk membalut luka-luka
dengan kehangatan
Kalau belum bisa tersenyum
jangan memaksa untuk tersenyum
itu tidak baik...
karena itu senyum palsu...
berikan wajah yang tenang
wajah seorang wanita yang tulus dan tabah
karena ini semua bukan keinginan kita
sesuatu yang tiba-tiba ada
mungkin kamu perlu istirahat
tidurlah yang nyenyak
dan mimpilah yang indah
buang semua resah
di dekat ada seorang teman
yang selalu mendampingimu
tidak,...aku tidak marah
sama sekali tidak
jangan khawatir
khawatirkan dirimu sendiri
karena satu yang aku inginkan
kau rasakan ketenangan
dan percayalah semua akan berakhir
semua akan berakhir
yah...pejamkan mata perlahan
terimalah kenyataan dengan hati yang tabah
tanpa air mata...
tidurlah yang nyenyak
mimpilah yang indah
jika kau telah bangun
dan sadar akan semua
maka tersenyumlah
tersenyum pada ayah
pada teman
senyum ketenangan
pada siapa saja yang telah
membuat luka
tersenyumlah...
senyum pada kenyataan ini
senyum pada dunia
meski kau hanya mampu
melakukan dalam hati
dan suatu saat nanti
kau akan menemukan
seorang yang benar-benar mau mengerti
apa saja yang kau inginkan
"tersenyumlah teman !"
zaM dan Jogjakarta
masih juga pagi, orang-orang masih belum bergerak dalam aktifitas keseharian. Dia gadis kecil, sudah keluar rumah dan bermain, dia belum mandi, masih mengenakan gaun tidurnya, dan menunjukkan wajahnya yang sungguh natural, *cantik*, ah terlihat asik bermain di depan rumah tetangga, dia bermain sendirian hanya dengan seekor kucing yang mungkin juga baru bangun pagi, kucing yang masih malas juga untuk bergerak, tapi gadis kecil itu terus menggoda kucing yang malas itu dengan tongkat kecil yang terus digenggam dengan tangan kanannya, sepertinya gadis itu tak suka melihat si kucing cuman diam malas-malas, *kucing itu sebenarnya nggak terlalu bagus, salah satu kucing liar yang hidup di kampung, dan pasti pernah merasakan disiram air karena seperti kucing lain yang suka mencuri ikan di meja makan* di godanya, si kucing pun bergerak cari tempat, tapi kemana kucing itu pergi, si gadis kecil terus saja mengejar dan mengodanya dengan tongkat kecil di genggaman tangan kanan-nya...manis juga gadis itu memanggil si kucing dengan nama "kuci", sambil mengodanya dia terus memanggil "kuci, kuci, kuci, kuci ....."
gerimis pun datang, dia masih terdiam duduk disamping pagar, dia tahu dia kehujanan tapi dia tetap duduk dan terus menerus melihat jalanan seperti juga tadi, sejak dari tadi. dia diam dengan muka lusuh, penuh beban, dia tak peduli orang-orang yang mulai bingung mencari perlindungan sebelum hujan, dia masih diam, menikmati tetes demi tetes air yang turun ke jalan, yah gerimis menjadi deras, menjadi hujan, orang-orang semakin bingung mencari perlindungan, dia hanya menyilangkan tangannya di depan kedua dadanya dengan rapat, untuk menahan dari dingin, dia masih duduk disamping pagar...
Senin, 11 Desember 2000
langit telah berubah warnanya, dia tak lagi biru, atau ungu di kala senja atau fajar, ada yang melihat warna langit berubah menjadi merah muda, ada yang melihatnya hijau hanya hijau, ada yang bicara bahwa warna langit adalah kuning, ada yang bicara warna langit itu coklat, bahkan ada yang bilang langit menjadi hitam, oh apa yang telah terjadi, aku melihatnya aku melihatnya sendiri, langit berwarna putih, putih membentang dari utara ke selatan, dari barat ke timur hingga tak terlihat jelas dimana awan-awan sembunyi, langit hampa tanpa matahari, hanya putih, langit hampa tanpa warna tak ada burung-burung atau kelelawar yang terbang, langit diam, melihat orang-orang kebingungan
Apakah kau lupa, kalau negeri kita penuh luka, kau selalu bicara seolah semua tenang-tenang saja, hampir tak pernah menyentuh mereka, kau lihat Aceh, disana Darah masih terus mengalir dengan derasnya, memberi warna merah pada tujuh samudra, apakah kau tak tersentuh dengan jutaan jiwa yang tersayat, hari penuh dengan kekuatiran, dendam, dan mayat tiap hari terkapar dimana-mana, dan suara-suara letusan senapan, granat selalu mengancam siapa saja, bau mesiu dan ujung senapan yang selalu mengintai siap menghamburkan peluru-peluru dengan murka, bukan saja itu, belum lagi di ambon, astaghfirulloh apakah kau lupa ?
Minggu, 10 Desember 2000
belum juga jarum lalui titik yang ditunggu, jika mulut diam tak berucap dan tangan tenang tak melakukan gerak perulangan, saat yang tepat seluruh tubuh dalam diri mengkonsentrasikan pada pikiran, dari luar jendela yang menghadap ke sebuah taman, terdengar nyanyian-nyanyian burung kecil, yang menari pada dahan dan ranting bersama hembusan angin. teman, sepertinya kita sudah lama tak balutkan selimut lalu kita ikat berdua, lewat kata dan tatapan mata, sampai kita saling mengerti, sampai tahap dimana mulut tak perlu berucap lagi, kita bicara dengan hati, suatu ketika mungkin ada manusia yang masuk dalam ruang itu, bukan lagi dalam pikiran yang lalu terlukis pada novel-novel, tapi nyata bisa dilihat bentuk dan didengar suaranya, yah bukan lagi seorang teman, tapi sepasang kekasih...
Sabtu, 09 Desember 2000
Dengan nama Tuhan yang maha besar *bismillah* ,akan aku mulai...jiwa mulai jenuh, mulai bosan, ide mulai macet keluar...baiklah hari ini harus diungkapkan, apapun itu yang aku rasakan harus dikeluarkan, mmm bagaimana jika dimulai dari gerimis ? atau sepasang merpati putih, atau bekicot-bekicot, rumput, batu-batu dan kerikil yang berserakan di pinggir sebuah pertigaan besar di sebuah kota, dimana air sungai mengalir di bawahnya, melewati rumah-rumah kecil, masjid, perumahan, gereja dan apa saja, musim hujan begini air yang mengalir cukup besar, untung tak sampai banjir... ah sampai baris ini tak muncul nilai sastra-nya...ah, beruang *entah kenapa tiba-tiba aku berpikir tentang beruang* hewan yang jauh dari negeri ini, terlalu susah membayangkan, ah ayo, ayo, ayo, pikiran harus jernih, jiwa harus bersih agar kata-kata yang keluar bisa indah didengar dan dibaca, sssstttt.... mungkin sebaiknya aku diam saja tak lagi berkata-kata....
Jumat, 08 Desember 2000
Setan mebuka weblog-ku dan menulis seperti ini :
"Hahahahaha aku yakin kau nggak bakal mengalahkan aku, meskipun kamu puasa di bulan Ramadhan ini, bahkan meskipun kamu puasa dibulan depan, bahkan jika kau puasa satu tahun, kau tahu, sampai hari ini aku yang menang, dan tidak akan mungkin kau dapat membunuhku, lihat saja, kamu masih sering kalah dengan sifat malas-mu, kau belum bisa melawan tidur, hahahaha aku ngerti kamu bisa melawan haus dan lapar, tapi bukan itu cara mengalahkan aku, anak SD semua juga bisa kalo hanya melawan haus dan lapar, hahahaha kau tau, benar dan memang benar kau masuk dalam golongan orang yang hanya dapat nilai NOL besar di bulan Ramadhan, kau nggak dapat apa-apa kecuali haus dan lapar, huaauahauahauahaua *setan teriak semakin keras*, HAHAHAHAHAHA lihatlah dirimu !!!, betapa banyak tugas menumpuk yang belum juga kamu sentuh, kado ulang tahun yang belum juga kamu kirim, karena kamu malas mebungkusnya, kamu belum menggunting dan memotong-motong stiker, hahahaha bayangkan sudah berapa bulan, HAHAHAHA setiap kali kau sadar, TAPI, tapi HAHAHAHAHA kau tak mungkin dapat mengalahkan aku, akulah penguasa kemalasan, hahahaha kau tak pernah kuat melawan kemalasan, hahahaha dan aku akan selalu berusaha agar kau gelisah, agar kau terus-terusan pesimis, semakin pesimis kau, maka semakin mudah aku menguasai kamu, HAHAHAHAHAHa, *setan terus tertawa dan menunjukkan muka yang memuakkan didepanmu dengan lidah menjulur, dengan wajah yang merah dan mulut terbuka yang menjijikkan dan taring2-nya yang mengerikan* HUAHAUAHUAHUAH kemarin kau telah kehilangan satu hari untuk mengisi weblog-mu, hahahahahah sudah ada 1 hari yang bolong huahauhauhauhuhauha, gelisahlah zam, ayooo gelisah, AYOOOOO , jangan nikmati pagi ini, AYO TIDUR HUHAUHAUHUAHUAHUAHUAHUAHU"
aku hanya diam tertunduk mendengarnya ....
Rabu, 06 Desember 2000
suara itu muncul diantara suara-suara, jelas lebih keras hingga jelas terasa pada jiwa, lalu tersimpan dan terungkapkan sekarang, seperti penonjolan pada segala sesuatu yang sudah ada, seperti menerjang menembus balutan kabut atau lebih dari sekedar selaput, yah...seperti terbang menuju bulan dan bintang-bintang, kehidupan membutuhkan, peristiwa ini harus selalu terulang, meski tak harus setiap saat, tapi pada saat-saat tertentu, disaat semua sudah jemu pada segala sesuatu, ketika semua harus berubah, untuk warna baru, untuk kenikmatan perjalanan, untuk masa depan
Selasa, 05 Desember 2000
diam, dengar, rasakan, tenang, tak ada harap, tak juga terdengar cemas, hanya sedikit luka pada tubuh yang menguasai suasana, berkuasa pada seluruh organ tubuh, menyuruh semuanya untuk bererak lambat-dan lemah saja, tak usa cepat-cepat, dan pad adarah dia menyuruh untuk menaikkan suhu derajatnya, berikan demam, dan luka tetaplah luka, ada awal penyebab dan ada akhir *harap segera berakhir*, kenikmatan-kenikmatan setiap buka puasa dan saur jadi berkurang, hilang, bahkan kenikmatan setiap memasukkan makanan, diam, tahan demam, cegah pusing pada kepala yang kini mulai memanas, mengikuti punggung, mengikuti kaki yang lemas, mengikuti seluruh tubuh, rasakan, harap segera hilang
terima kasih Tuhan
karena hari ini
Kau berikan cuaca
seperti yang aku harapkan
cerah, sangat cerah
dan angin kencang
tak seperti biasanya
karena hari ini
aku banyak
menjemur cucian
sore ini
aku yakin
sudah kering
semuanya
Senin, 04 Desember 2000
Minggu, 03 Desember 2000
raga tertelan dalam alam bawah sadar
alam bawah sadar menelan raga
dikunyahnya dalam ruang gelap tanpa sudut
raga dipantulkan kesana-kemari
dalam mimpi-mimpi
yang tak satupun tidak pernah berhenti
seolah membunuh sementara
agar raga tak masuk dalam dunia nyata
lama sekali dikunyahnya
dibawahnya kesebuah negeri yang semakin gelap
sampai raga kehabisan energi
sampai mata semakin bengkak
karena terpejam terlalu lama
terlalu lama terpejam tak melihat cahaya nyata
dan pada titik tertentu raga di bawah ke tepi dunia
terdamparkan disana ...
dengan otot-otot yang kaku
mata lebam
dan mulut yang bau
*ah hari yang buruk*
Sabtu, 02 Desember 2000
Jumat, 01 Desember 2000
Langganan:
Postingan (Atom)