Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Senin, 11 Desember 2000
Apakah kau lupa, kalau negeri kita penuh luka, kau selalu bicara seolah semua tenang-tenang saja, hampir tak pernah menyentuh mereka, kau lihat Aceh, disana Darah masih terus mengalir dengan derasnya, memberi warna merah pada tujuh samudra, apakah kau tak tersentuh dengan jutaan jiwa yang tersayat, hari penuh dengan kekuatiran, dendam, dan mayat tiap hari terkapar dimana-mana, dan suara-suara letusan senapan, granat selalu mengancam siapa saja, bau mesiu dan ujung senapan yang selalu mengintai siap menghamburkan peluru-peluru dengan murka, bukan saja itu, belum lagi di ambon, astaghfirulloh apakah kau lupa ?