Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Senin, 25 Desember 2000
kutulis sajak ini
untuk teman-temanku yang nasrani
Malam Natal
baru saja mentari pergi
masih tersisa
saputan jingga
di ufuk senja
dipucuk menara gereja
bel berdentang berkali-kali
bawa kedamaian
dan suasana reliji
untuk umat nasrani
aku lihat gereja-gereja penuh
orang-orang terlihat sampai di pagar
membawa injil dan bernyanyi
aku ingat teman-temanku
seharusnya malam ini
mereka pergi ke gereja
seperti juga mereka
bersama teman atau bersama keluarga
bawa seberkas sinar dan cahaya malam kudus
malam kasih ....
Selamat Natal
teman-temanku
yang merayakan
mas Yustinus, Billy, Stefanie, Rani, Susan, wita
juga untuk yang lain
malam ini aku masih sholat tarawih
dan berniat untuk puasa besok
mungkin hari Ramadhan terakhir tahun ini