Senin, 21 Januari 2008

catatan yang tidak pernah tersentuh

aku hanyalah kosong dan Kaulah adalah isi, sumber dari segala isi, pada setiap tanda yang Kau beri tidak semua dapat kami tangkap, ataukah Kau selalu memberi pada saat yang tepat, entah sementara anak muda semakin banyak terbuai dalam khayalan kenikmatan sesaat, kenikmatan menyesat, kesejatian demi kesejatian tersingkirkan di pinggir jalan bahkan di selokan, tak ada yang menderngar apalagi melihat, mereka yang tersingkirkan yang selalu hatinya didengar oleh Tuhan begitu juga dnegan doa-doanya cepat dikabulkan, mereka memang diduania dikondisikan untuk kekurangan tetapi tidak semua bisa melihatnya, kata-kata menguap disekeliling mereka, tak ada tindakan tak ada sentuhan, hanya basa-basi penuh kepalsuan, sudahi ini, kami tidak bisa berbuat apa-apa, belum ya Allah, ijinkan hamba, istri hamba dan anak-anak hamba bisa menjadi kekasihmu, yang selalu bisa mendengar dan memberi, memberi dan memberi terus memberi dan memberi, menerbakan kasih menerbarkan senyum menebarkan tetes demi tetes, seperti kami yangselalu haus akan kaih sayangmu, setetes saja, setetes yang indahnya mengalahkan dunia dan seisinya jika kita ikhlas dan bersabar dan bersyukur, ada catatan demi catatan yang tidak pernah tersentuh oleh tangan-tangan yang dekat tetapi terus menjauh, keluargaku, keluarga ayahku, tinggallah dalam ketenangan, melangkahlah dengan ketenangan, kami masih bisa mendengar, hanya menunggu waktu, ya Allah sekali lagi ijinkan doa-doa anakku dan istriku, terimakasih, sampai jumpa