Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Sabtu, 19 Januari 2008
Hanyalah Ini
dalam suatu pagi ketika menghadap pada wajahNya, ia membayangkan betapa indah hidup dalam naunganNya, terlintas dalam bayangan ia bersama anak dan istrinya duduk dalam satu motor melaju diantara padang rumput segar, tersenyum puas pada segala karunia yang telah Ia berikan sampai hari ini sampai detik ini, melintasi padang demi padang, rerumputan, hutan, gunung, lautan, sampai seluruh dunia yang mampu mereka capai, segala cita-cita, dalam hembusan angin, dalam keheningan demi keheningan, mereka telah memahat waktu dalam tubuh sehingga detik yang bergerak menyatu dengan jantung yang berdetak, tak berhenti sampai kematian tiba, segala perubahan, segala perpindahan yang harus dilalukan harus dilewati dan dijalani, karena ini semuanya telah tertulis dalam kitabNya mereka hanya sekedar menjalani, menapaki tiap jejak-jejak yang telah diwariskan, menelusirinya kembali, sampai nanti sampai suatu saat nanti, ya Allah ijinkan kami bahagia, Amin!