Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Jumat, 31 Mei 2002
matahari menjelang hilang tinggal sisa yang menuju jingga selepas ashar kau sirami halaman dengan air segar setelah kau sapu kau hilangkan dedaunan dari pohon yang berjatuhan seharian kau memakai daster dan anak-anakmu berlarian pulang dari sawah tak ada yang lebih indah ketika wajahmu sedikit berkeringat dan menyambut anak-anakmu dan menyambutku dengan senyuman sudah kau siapkan teh hangat di ruang tengah meski kau belum mandi terima kasih Tuhan