Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Kamis, 11 Juli 2002
tuhan kini aku ingin jadi arang
hangus gelap dan terkapar
setelah diriku terbakar
oleh semua panas membara
hingga semua cairan terserap keluar
pekat lebih pekat dari keringat
dan kemudian tubuh kering
kehilangan semua yang cair
jaringan tubuh pekat mengerat
jiwa menjadi terikat
semua begitu cepat
apa yang keluar dan bertindak
dalam diri begitu tergesa-gesa
apa yang karsa apa yang cair
dan bentur-membentur
semua yang ada dijiwa
terbanting terpelanting
kenapa harus lari
sedang aku tak mungkin bisa berlari
semua tangan dan kaki terjerat
kenapa harus menghilang
sedang jiwa tak bisa lagi
tenggelam dan melayang
yang ada hanyalah TUHAN
dan sekali lagi aku ingin menjadi arang
yang hangus terbakar dan terkapar
dengan air MU dengan cahya MU
lantas aku kembali menjadi batu
dan bisa saja terbakar menjadi abu