Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Jumat, 14 Januari 2005
bagaimana-Nya
siapa yang mengira, cinta sesama manusia adalah berbatas, dan jika waktu telah berhenti sampai batas itu, semuanya bisa saja langsung menjadi benci, darimu kepadanya atau sebaliknya, tetapi apakah kau tak pernah bertanya sampai sebatas mana cinta-Nya kepadamu? mungkinkah hari ini diri-Nya membencimu? jika memang kenyataannya demikian seharusnya Dia bebas saja berbuat sesuatu kepadamu sesuka hati-Nya, apakah kau akan dijatuhkan, dibuatnya benar-benar tidak berdaya, diambil seluruh harta bendamu, diambil seluruh keluargamu dan orang-orang yang kamu cintai itu, atau fungsi-fungsi tubuhmu dibuat tak berjalan dengan benar lagi, segala penyakit di tiupkan kedalam tubuh, dibuat lapar, dibuat tidak bisa berjalan, atau tidak bisa merasakan, atau tidak bisa mendengar, atau tidak bisa melihat, bahkan dihentikan jantung dan nafasmu, diri-Nya bebas berbuat sesuka-Nya kepadamu, jadi apakah hari ini diri-Nya membencimu? jangan samakan semua cinta manusia dengan diri-Nya, yah semua cinta manusia itu berbatas, barangkali diri-Nya hari ini tidak mencintaimu, tetapi setiap hari diri-Nya masih mengasihi dan menyayangimu...lantas bagaimana kasih sayangmu kepada diri-Nya?