Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Selasa, 20 September 2005
maafkan kami berdua, anakku
maafkan aku anakku,
di hari istimewamu ini
masih ada di Malang
tidak bisa ke Surabaya
tidak bisa berada disampingmu
ayah harus menyelesaikan tugas-tugas
kuliah dan kerja agar segera selesai
agar segera hidup bersamamu
dan sementara terpaksa memaksamu
untuk berpuasa dulu
maafkan ibumu, anakku
di hari istimewamu ini
masih ada di Sumenep Madura
tidak bisa ke Surabaya
harus menyiapkan masa depan
belum bisa menghentikan kerinduanmu
belum bisa ada dalam setiap bangun tidurmu
hari ini kami tidak bisa menemuimu
karena untuk mempersiapkan hari mu besok
kita berpuasa dulu, tak bisa ketemu
ya Allah...
ijinkanlah kami
bisa menjalani tugas kami
sebagai selayaknya
seorang ayah
sebagai selayaknya
seorang ibu....
maafkan kami anakku
selamat ulang tahun
(3 tahun Jati Pinatih)