Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Senin, 06 Januari 2003
Sabtu, 04 Januari 2003
dan penghianatan itu terulang untuk kesekian kalinya kesadaran tak bisa mencegahnya tak ada perlawanan tak ada peperangan segala kehendak yang dibiarkan saja bergerak tak tertahan tanpa kendali yah penghianatan itu terulang untuk kesekian kalinya meski tau tentang hukuman yang pantas atas segala yang telah dilakukan tapi penghianatan itu terulang dan terulang penyesalan hanyalah akhir yang selalu terkalahkan sejak awal lantas penyesalan itu suatu ketika tertawa memekik mungkin menyayat seperti sayatan pisau pada keju atau mentega siapa yang bisa mencegah selain dirinya sendiri siapa
Jumat, 03 Januari 2003
sebuah pertemuan hampir membersihkan seluruh isi pikiran tak ada kesadaran kita dirinya ada di posisi mana kenangan masa silam ramai-ramai berdatangan mengaduk-aduk dimana titik-titik itu dia tak tahu pertemuan yang selalu melahirkan kegelisahan dari segala cinta yang tak pernah sampai kecemburuan-kecemburuan yang tiba-tiba menggila menari seperti bara didepan mata tertahan lalu menamparnya sampai pingsan terdesak sesak melankoli berkepanjangan ah sudah semua sudah apa kabar hai cinta pertama mengapa dia sempat memakinya tapi sebuah pertemuan melahirkan malu cinta yang sejati telah mengingkatkan tak boleh membawa segala dengki dengan segala alasan ia mencintainya dulu dan pertemuan itu mengingatkan kenangan-kenangan biru dimana kekasihnya dimana kesejatiannya semua tak hanya tenggelam bahkan tak tersisa tapi waktu yang melepaskan semuanya tenggelam tak lagi keresahan keresahan menampar semua tenggelam dalam wajah wajah dingin terbawa angin bahkan semuanya tak mungkin biarkan saja kekuatan kekuatan yang saling sembunyi dibawanya sampai mati karena seperti magnet yang memiliki energi berlawanan kekasihnya telah menunggunya pulang ia mencintainya ia memilikinya lantas terlukis dalam pelukan pelukan setiap malam tanpa gerakan hanya getaran kehangatan menghubungkan mereka dalam mimpi tertidur dan pelukan tak pernah terlepaskan terimakasih tuhan selalu berilah terang
yah tetapi itu sama saja dengan membunuhnya sebab segala yang terjadi tak bisa tanpa kehendak darinya dan segala kehendak tak akan terjadi tanpa gerakan dari dasar gerakan manusia pada kehidupan hingga menuju akhir dari yang terakhir sebab kematian adalah jalan terakhir sebelum perjalanan selanjutnya dimana kita tak bisa bergerak lagi hanya mengikuti segala yang pernah kita kehendaki berarak membawa kita kepada siksa atau bahagia
pada suatu ketika mereka saling mengenal dan percakapan percakapan itu berjalan satu diantaranya bukan berkata-kata seperti bahasa yang manusia miliki hanya teriakan teriakan yang bersih dari seorang bayi dan mata yang penuh harapan penuh permohonan masuk ke dalam jiwa kedalam hati teringat terindukan
Langganan:
Postingan (Atom)