Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Sabtu, 30 November 2002
Kamis, 28 November 2002
Rabu, 27 November 2002
Sabtu, 23 November 2002
september, oktober, november, desember
ini lah bulan bulan kematian ketika semua hampir tenggelam
terjejak terbuang atau terkenang membekas atau menghilang
september, oktober, november, desember
inilah bulan bulan hitam dalam kegelapan awan dan panas
airmata semakin deras mengalir kita lihat di koran koran
pancaroba hutan hutan terbakar wabah penyakit menyebar
hujan datang tak terduga dan bajir melanda kota kota
september, oktober, november, desember
inilah bulan bulan dimana kita mengakhiri segalanya
dan memulai segalanya dengan senyum meski berat sesak
september, oktober, november, desember
inilah bulan bulan dimana kita melaksanakan pernikahan kita
dan kelahiran anak pertama kita di tahun berikutnya
kelaparan manari-nari mengelilingi tumpukan roti-roti daging sapi juga daging babi air liur mengalir menjadi danau meraung-raung menguap mengasap hingga kering tandus cadas lemas terkapar perut perut kosong meraung diantara perut perut buncit kelebihan isi kelebihan berak satu persatu mati dibumi ini di negeri ini
Jumat, 22 November 2002
Selasa, 19 November 2002
borok adalah hasil fermentasi dari segala kebusukan yang berintegrasi dengan sistem jaringan-jaringan dibawa oleh darah yang terus mengalir melewati jantung dan segala otot dan saraf hingga bagian dari sistem ikut membusuk lantas segala pembusukan itu membuah dan keluarlah menjadi borok, maka biarkan saja jika borok muncul dibagian badanmu karena segala kebusukan telah menemukan jalan keluar biarkan saja jika ia menjadi bisul meski perih yang semakin merah bercampur nanah hingga membiru dan pecah
dan sesak dibawahnya pulang dari ladang-ladang dari hutan kepada keluarga dirumah ia mencarikan makanan ia mungkin tak pernah atau belum terbiasa berjalan namun kewajiban-kewajiban baru menuntutnya bergerak ke sawah atau ke ladang bahkan ke hutan-hutan sendiri hanya berbekal sebungkus makanan sebotol minuman dan satu golok ukuran sedang berjalan ia dari pagi hingga petang mencari apa saja yang bisa dibawah pulang rerumputan untuk makanan ternaknya kayu bakar untuk perapian dapur istrinya sayur-mayur atau kadang juga daging segar lantas tidakkah kau bertanya darimana darisiapa mulai kapan cerita ini tak ada konfliknya hah ya aku masih mencoba menulis cerita sementara ini mangalir saja lantas akan kau beri nama tokoh mu itu ah lupakan saja belum saatnya kelak kau karus bisa membangun konflik lewat cerita agar tulisanmu tak hanya menjadi sampah
Langganan:
Postingan (Atom)