Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Senin, 25 Maret 2002
pada suatu malam kuntilanak duduk didepan pintu kamarku dia duduk mengendong bayi kecilnya yang ikut meninggal bersamanya 3 bulan usia kandungan sejak setelah adzan isya di depan kamarku sudah tercium bau bunga kenanga dan melati baunya sangat menyengat pada hidung tengah malam terdengar dari balik pintu kamarku kuntilanak menyanyi tanpa kata-kata hanya dengan nada-nada miris suara-suara yang keluar dari bibir tertutup dan kehangatan kasihsayang serta kerinduan yang amat dalam dia menimang-nimang anaknya sekitar pukul 3 malam seekor kucing di dekat pintu kamarku mengerang-mengerang sendirian lantas berlari ketakutan ia baru saja diusir kuntilanak karena mangganggu tidur bayinya ....esoknya .. pada suatu malam temanku menyuruhnya pergi ...dan iapun pergi dengan senyuman ... waktu aku menulis ini .. kuntilanak melihat ketikan ini berdiri dibelakangku karena ia tau aku menyebut namanya, .. permisi .. karena aku menghargaimu dan aku ingin menulismu