Pada akhirnya ruang ini lepas dari makna 'goresan harian' sendiri. Ini bukan hanya goresan tidak juga harian. Ketika saya membutuhkan tempat, ini menjadi ruang untuk bersuara atau diam, mewarnainya dengan yang ada dalam dada atau diluar dari diri, mungkin lebih banyak tertuang kegelisahan dan berputar pada yang itu-itu saja, menunjukkan betapa jauh diri ini dari kata sempurna, tapi setidak-tidaknya bagi saya ini adalah sebuah catatan kecil tentang perjalanan.
Senin, 10 Desember 2007
kita lupa, dan selalu minta untuk ditambah...
Memang benar, bahwa apa saja yang kita punya sebenarnya adalah bukan milik kita, semua itu titipan dari yang Maha Kuasa, titipan hanya titipan, memang benar bahwa kita hampir tak pernah bertanya, mengapa Tuhan menitipi apa saja yang kita punya, mengapa kita diberi kepercayaan memiliki apa-apa saja yang sebenarnya bukan hak kita, bahkan tidak jarang banyak yang lupa, sambil berkata, bahwa "semua yang saya miliki adalah hasil dari jerih payah saya sendiri", lalu dia meniadakan siapa yang memberi, dia meniadakan Tuhan. dan memang benar jika setiap kali kita berdoa, kita selalu minta untuk ditambah lagi ditambah lagi rejeki kita, harta kekayaan kita, terus dan selalu minta untuk dilebihkan, untuk dilapangkan, tetapi mengapa setiap kali salah satu milik kita, ada yang hilang, ada yang diminta atau diambil oleh-Nya, lantas kita menyebutnya dengan bencana, dengan musibah, dengan kata-kata apa saja yang mewakili kesedihan. kita lupa-kita lupa, dan selalu minta untuk ditambah...