Rabu, 08 November 2006

Mengapa harus berhenti?

yah mengapa harus berhenti, begitu banyak contoh ciptaan Tuhan: sistem. yah! sitem-sitem ciptaanNya yang tak pernah berhenti sampai pada batas berhentinya, sejak hidup sampai matinya. Namun manusia begitu lemahnya. mengapa begitu sulit melaksanakan dengar gerak sebuah kata yang bernama "intensitas" lagi-lagi-lagi dan lagi, terus-terus dan terus, tanpa henti-tanpa henti. tapi yah tapi siapa yang bisa adalah mereka yang tidak pernah merasa lelah tidak pernah kalah meskipun dalam sudut manusia mereka orang yang lelah dan kalah!

Rabu, 26 Juli 2006

Selamat Datang Bencana!

selamat datang bukti-bukti kebesaran Tuhan, marilah kita semua tersenyum menyaksikan, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan, banjir badang dan bencana alam lain yang akan datang di tanah ini di tanah air kita, negeri penuh dengan bencana, negeri penuh dengan luka-luka, satu yang perlu kita ingat dan perlu kita sadari bahwa alam tidak pernah bersalah, Tuhan tidak pernah bersalah, Tuhan tidak pernah menyiksa, Alam tidak pernah menyiksa, yah itu benar adanya... lantas siapa dan siapa penyebab bencana? yah diri kita sendiri. sudah banyak bukti-bukti yang nyata

Jumat, 30 September 2005

?hidup tanpa makan

seandainya manusia bisa hidup tanpa makan, tentu kesibukan menjalani tugas-demi tugas tidak terganggu dengan rasa lapar, dengan rasa harus makan, tetapi aku sudah mencobanya, hasilnya tubuhku lemas tak punya tenaga untuk bekerja, dan pada akhirnya aku harus makan, aku butuh makan, setidaknya aku butuh uang untuk beli makan, tetapi jika uang tidak ada, bisakah manusia hidup tanpa makan, karena uang memang benar-benar tak ada, tetapi kenyataannya tetap saja, aku bukan manusia luar biasa, aku tetap butuh makan. begitu yang ia tuliskan dalam isi kepalanya beberapa hari ini

Selasa, 20 September 2005

maafkan kami berdua, anakku

maafkan aku anakku, di hari istimewamu ini masih ada di Malang tidak bisa ke Surabaya tidak bisa berada disampingmu ayah harus menyelesaikan tugas-tugas kuliah dan kerja agar segera selesai agar segera hidup bersamamu dan sementara terpaksa memaksamu untuk berpuasa dulu maafkan ibumu, anakku di hari istimewamu ini masih ada di Sumenep Madura tidak bisa ke Surabaya harus menyiapkan masa depan belum bisa menghentikan kerinduanmu belum bisa ada dalam setiap bangun tidurmu hari ini kami tidak bisa menemuimu karena untuk mempersiapkan hari mu besok kita berpuasa dulu, tak bisa ketemu ya Allah... ijinkanlah kami bisa menjalani tugas kami sebagai selayaknya seorang ayah sebagai selayaknya seorang ibu.... maafkan kami anakku selamat ulang tahun (3 tahun Jati Pinatih)

Rabu, 14 September 2005

terimakasih bapak

Blasan bapak sungguh membantu skripsi saya "Konflik dalam Naskah Drama Dag Dig Dug Karya Putu Wijaya". :) terimakasih bapak Putu Wijaya menjawab email saya,

Selasa, 19 Juli 2005

Mungkin Ini Saatnya..

saatnya, perbuatan tidak lagi dimulai dari kata-kata, melainkan tindakan. mungkin tidak secara langsung tuhan menitipkan amanat itu kepadamu, tetapi telingamu mendengar semua yang mereka katakan dan itu adalah titipan dari saudaramu, maka sejak saat itupun titipan itu turun kepada dirimu, maka lakukanlah... jangan sampai kau menunda lagi, semua demi anak-anak Tuhan...

Rabu, 29 Juni 2005

Kehidupan Sesudah Kematian

Setiap kau melangkah, kejarlah selalu kehidupan setelah kematian, sebab dengan begitu kau akan mendapat segala sesuatu yang kau inginkan. bukti-bukti itu sungguh nyata adanya, tak satupun dari mereka yang waktunya dihabiskan untuk menyiapkan kehidupan sesudah kematian akan menderita di dalam kehidupan sebelum kematian, mereka tidak akan kelaparan, mereka tidak akan kekurangan, mereka tidak akan resah, akan selalu tenang, hatinya tak pernah berguncang, sebab semuanya menjadi biasa ketika mereka sadar pada kehidupan sesudah kematian, tidak ada yang istimewa dalam hidup ini selain kematian itu sendiri. ingatlah bahwa perjalan ini hanya sebentar, sungguh sangat sebentar, kemarin kita remaja dan esok kita menjadi tua. maka giat-giatlah menyiapkan bekal untuk kehidupan sesudah kematian. mereka yang hidup untuk kehidupan setelah kematian, akan selalu rindu bertemu penghuni rumah hatinya sendiri...tuhan.

Sabtu, 12 Maret 2005

Allahuakbar

ada apa dengan kata "allahuakbar"? tidak aku hanya ingin menulisnya saja, saat menulis ini kata itu yang pertama muncul dalam kepalaku. dengan berbagai pertimbangan permasalahan yang salaing bertubrukan lagi-lagi dirimu atau siapapun juga harus selalu sadar, sadar untuk terus menerus bersyukur. yah bersyukur. syukururilah setiap detik waktu yang diberikan oleh tuhanmu yang maha besar. yah namun masih banyak sekali sesuatu yang membuat sesak dadamu untuk bernafas. pertengakaran... kelaparan... ketakutan demi ketakutan... tanggung jawab... uang... waktu... pekerjaan... sekolah... keluarga... terimakasih ya tuhan. aku yakin engkau selalu ada maafkan kami lindungilah kami ...apakah aku tidak perlu takut lagi? atau "takut" sendiri adalah bukti bahwa diriMu sebenarnya masih jauh dari sikap dan perilaku ku sendiri, sebab siapapun yang dekat denganMu tidak pernah takut pada apapun yang terjadi di dunia ini. ya tuhan barangkali aku masih jauh denganmu ...yah masih teramat sangat jauh ... tetapi yah tuhan bodohnya aku berkali-kali eminta tetapi mengingkariMu ... yah yah yah yah ... memang tidak ada sesuatu yang akan berhasil dengan meminta ... permintaan pada Tuhan hanyalah "mohon restu" saja ... berhasil dan tidaknya dirimu kau tentukan dari dirimu sendiri ...

Selasa, 08 Maret 2005

inilah yang membedakan kita

inilah yang membedakan kita, ikatan yang tak belum kau miliki, pada titik ini kita sudah dibedakan dengan sesuatu yang bernama 'tanggung jawab', kau tau itu bahwa diriku tak lagi diriku, diriku tak lagi satu, tidak sepertimu, satu langkahku adalah satu langkah bagian yang lain, setidaknya diriku adalah tiga, mungkin nanti bisa saja menjadi empat atau lima, namun dirimu hanyalah satu, kau bebas melalukan sesuatu, kau belum memiliki ikatan itu, kau belum memiliki tanggung jawab itu, silahkan kau pergi kemana kau suka, silahkan kau melakukan segala sesuatu yang kau mau, yang mempertanggung jawabkan hanyalah dirimu sendiri, tidak seperti diriku yang sudah menjadi tiga, atau empat atau lima, tidak satu lagi...

Senin, 07 Maret 2005

juga sebaliknya

semua membutuhkan keseriusan segala sesuatu yang memiliki tanggung jawabnya sendiri dari sana kita mestinya bisa memnghargai setiap pilihan seseorang tidak langsung mendakwanya begitu saja mengecapnya dengan predikat 'salah' kita mesti mempertimbangkan sebelum mengucapkan bahkan sebelum menanamkan dalam hati kita jadi memang setiap dari kita itu berbeda dan setiap orang memiliki sesuatu yang lebih dari apa yang ada pada kita semuanya dibatasi oleh jarak bukan pada status namun pada segala sesuatu yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing karena itu kalian tidak akan menjadi seperti aku dan aku tak akan menjadi seperti kalian

Senin, 21 Februari 2005

sebelum semuanya terjadi

terlalu banyak dalam dunia ini pilihan untuk kita lupa akan rumah jauh dari seharusnya yang hidup itu sendiri harapkan boleh saja kalian memilih untuk berjuang melawan penindasan yang betul-betul mempermainkan perasaanmu juga teman-temanmu bahkan anggota keluargamu menjadi salah satu korban pembunuhan, pembunuhan dari sebuah mesin peradaban mesin kekuasaan yang begitu sangat besar, kejam, dingin, sepi, gelap. seperti lubang labirin atau saluran got bawah tanah tak jelas entah dimana yang berdiameter begitu besar, berukuran raksasa, tetapi kita sendirian didalamnya dalam tanah yang becek, itulah itulah politik mungkin benar adalah seni, tetapi lebih tepat saya merasakan sebagai kubangan lumpur yang sangat sangat kotor siapa saja memag bebas masuk didalamnya, mau menjadi penguasa atau pemberontak sama saja, hanya dibedakan dalam sebuah permainan, masing masing bisa kalah atau menang, tetapi janganlah sekali-kali kau masuk didalamnya jika kau tak punya apa-apa, kau pasti tak akan lepas menjadi KORBAN yah korban, hanya uang yang membedakan untuk menang atau kalah, dan seperti juga yang kalian katakan hei para pejuang!, bahwa memang benar kita tak perlu memakai perasaan, tetapi tahukah kalian bahwa secara tidak sadar kita telah terseret dalam perasaan yang menyesatkan kita, yang selalu kita korbar-korbarkan menjadi sebuah perlawanan, menjadi sebuah api perjuangan, meskipun semua itu sekaligus adalah kelemahan kita yah, para penguasa lebih tahu dan hanya tersenyum saja melihat rekaman wajah-wajah dalam monitor yang selalu mereka baca...sadarkah kita, bahwa setiap gerakan kita telah ditunggangi oleh penguasa itu sendiri, oleh berbagai kepentingan...lokal, nasional, bahkan internasional...sadarlah maka sadarlah jaga diri kalian baik-baik, gunakan akal sehat kalian, kontrol perasaan kalian .... KITA TELAH DITUNGGANGI .... dan saya hanya ingin berpesan ... perjuangan sebenarnya adalah bukan memperjuangan orang lain ... tetapi perjuangan diri kalian sendiri ... perjuangkan keluarga kalian sendiri ... sebelum semuanya terjadi ...
yah Tuhan, selamatkanlah hamba, anak hamba, istri hamba!
Tuhan memang menuntut kita untuk berjuang, yah berjuang, berjuang, tetapi sekali lagi mulailah dari diri kalian sendiri, sebelum semuanya terjadi..

Sabtu, 12 Februari 2005

tiba-tiba internet di kantor mati

tiba-tiba saja warnet yang jadi satu dengan kantor tutup...